FAMILY & LIFESTYLE

Kebutuhan Diaper Bayi Picu Stres Ibu



Bagi para ibu baru, tahun-tahun pertama merawat Si Kecil dipenuhi dengan perasaan khawatir dan stres, seperti “Apakah Si kecil cukup makannya?”, “Kapan Si Kecil bisa tidur nyenyak di malam hari?”, atau “Jangan-jangan pola asuh saya salah terhadap Si Kecil?” Namun, berdasarkan sebuah studi, penyediaan diaper untuk bayi di kalangan keluarga berekonomi menengah ke bawah pun bisa memicu stres para ibu.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Pediatrik tersebut menunjukkan sebanyak 30 persen ibu membutuhkan diaper untuk anak-anak mereka pada rentang waktu tertentu. Dan dari hasil survei terhadap delapan persen ibu, dilaporkan mereka membutuhkan diaper yang bisa bertahan lama, dalam arti mereka tidak perlu mengganti diaper sesering mungkin.
Padahal menurut pemimpin studi, menggunakan kembali diaper dan membiarkannya dipakai Si Kecil dalam waktu yang lama akan menyebabkan UTI (urinary tract infections) serta ruam popok. Dilansir melalui CNN Health, hal ini tidak hanya berdampak buruk pada bayi, namun juga memberikan efek buruk pada Sang Ibu.

“Orangtua jadi lebih berfokus pada bagaimana cara memenuhi kebutuhan anak, bukannya menghabiskan waktu sebanyak mungkin untuk berbicara, membacakan cerita, atau bermain bersamanya, sehingga mereka pun jadi mengalami stres. Dan seperti kita ketahui, stres ataupun depresi ketika masa kehamilan serta pasca-persalinan sangat berkontribusi pada perkembangan anak,” ujar Joanne Goldblum, pemimpin studi yang bekerja di National Diaper Bank Network, yaitu sebuah organisasi nirlaba yang bertugas untuk memastikan kebersihan setiap bayi di Amerika Serikat. (Sagar/DT/Dok. Freedigitalphotos)