BABY

Hindari Terlalu Sering Memberikan Bubur Instan kepada Bayi, Ini Alasannya



Selain air susu ibu (ASI), bayi yang telah memasuki usia 6 bulan butuh makanan pendamping ASI alias MPASI. Agar lebih praktis, saat ini banyak tersedia produk bubur bayi instan guna memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil. Tapi, aman enggak sih, kalau Moms memberikan bubur instan setiap hari atau terlalu sering?

Di tengah kesibukan, tak sedikit Moms yang kesulitan jika harus mengolah sendiri menu MPASI untuk buah hati mereka. Saat menghadapi situasi ini, bubur bayi instan kerap menjadi andalan.

Selain mudah diolah, saat ini sudah banyak beredar produk bubur instan yang telah difortifikasi atau dilengkapi nutrisinya. Produk ini diklaim sudah mengandung berbagai zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi, seperti zat besi, berbagai vitamin, dan bermacam mineral.

Faktanya, standar dan persyaratan untuk memproduksi MPASI untuk bayi juga sudah diatur dalam Standar Nasional Indonesia dan lebih ketat dibandingkan makanan instan pada umumnya. Hal ini dilakukan karena bayi lebih rentan mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan nutrisi yang cukup untuk memastikan pertumbuhannya.

Meski begitu, bukan berarti Moms bisa memberikan bubur bayi instan setiap saat. Ada beberapa alasan mengapa sebaiknya Anda tidak memberikan bubur instan kepada Si Kecil setiap hari.

1. Mengandung pengawet dan perasa buatan

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memang telah mengatur penambahan bahan ke dalam bubur instan, termasuk bahan pengawet maupun perasa buatan. Meski kadar kedua unsur tersebut masih dalam batas aman untuk dikonsumsi, tetap saja akan lebih baik jika penggunaannya tidak berlebihan. Hal ini untuk menghindari penumpukan unsur-unsur tersebut di dalam tubuh Si Kecil yang mungkin bisa berdampak negatif di kemudian hari.

2. Nutrisi berkurang saat proses pembuatan

Seperti dilansir situs IHC Telemed, ada kemungkinan nutrisi yang terkandung pada bubur bayi instan akan berkurang saat proses produksi. Proses yang dimaksud seperti saat sterilisasi guna menghilangkan bakteri dalam bubur bayi instan yang bisa mengurangi kadar beberapa jenis vitamin dan mineral dalam bubur tersebut.

3. Memiliki kandungan gula yang cukup tinggi

Bubur bayi instan juga berpotensi mengandung kadar gula yang cukup tinggi. Moms tentu paham bahayanya terlalu sering mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi. Selain bisa mengakibatkan Si Kecil mengalami obesitas, kelebihan kadar gula juga meningkatkan risiko bayi mengalami kerusakan gigi, hipertensi, dan diabetes di masa depan. Apabila mengacu pada rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bayi disarankan hanya memperoleh 10 persen kebutuhan kalori harian dari gula.

Selain alasan tersebut, Moms sebaiknya tidak terlalu sering memberikan bubur instan kepada bayi agar ia mengenal lebih banyak variasi rasa dan tekstur. Hal ini bisa membantu mencegah Si Kecil tumbuh menjadi sosok picky eater. Selain itu, variasi tekstur juga bisa membantu mengembangkan kemampuan anak untuk mengunyah dan mengolah makanan.

Yang tak kalah penting, jika Moms ingin memberikan bubur instan kepada Si Kecil, maka Anda perlu memastikan beberapa hal, seperti:

  • Pastikan produk bubur instan tidak kedaluwarsa dengan mengecek expired date di kemasannya.
  • Kemasan dalam keadaan utuh dan tidak mengalami kerusakan/kebocoran.
  • Produk memiliki izin BPOM yang telah terjamin keamanannya.
  • Lebih baik memilih produk bubur instan yang telah difortifikasi dengan berbagai vitamin dan mineral.
  • Pilih produk dengan merek yang sudah dikenal dan beli di toko yang tepercaya guna menghindari produk palsu atau kedaluwarsa.
  • Selalu baca kandungan bubur instan yang tertera dalam kemasan guna memastikan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan Si Kecil.

(M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)