Sebagai perempuan, tentu wajib rasanya untuk memperhatikan kesehatan rahim. Pasalnya, ada beberapa hal yang bisa memengaruhi kondisi rahim. Ada kondisi yang serius, ada pula kondisi yang hanya perlu dirawat di rumah. Karena itu, Moms perlu waspada akan gangguan kesehatan rahim sehingga perawatannya bisa dilakukan dengan tepat.
Lalu, bagaimana ciri-ciri rahim yang bermasalah? Adakah cara alami untuk membuat rahim selalu sehat? Yuk, simak penjelasannya di sini, Moms!
Ciri-ciri rahim tidak sehat
Rahim atau uterus adalah organ berbentuk pir yang berada di antara anus dan kantong kemih. Ukuran rahim akan membesar selama masa kehamilan dan akan menyusut kembali seperti semula dalam beberapa minggu setelah melahirkan.
Di sisi kanan dan kiri rahim terdapat tuba falopi dan ovarium. Karena posisinya yang sangat dekat satu sama lain, rasa nyeri di bagian pinggang bisa berkaitan dengan kondisi uterus. Dikutip dari laman Apollo Clinic, berikut ini beberapa ciri rahim tidak sehat:
- Rasa nyeri di bagian perut bawah
- Perdarahan vaginal yang berlebihan atau abnormal
- Siklus menstruasi yang tidak rutin
- Rasa nyeri di bagian perut, punggung bawah, atau sekitar anus
- Nyeri kram yang semakin parah
- Frekuensi buang air kecil yang makin sering
- Rasa nyeri saat berhubungan seks
- Perdarahan setelah berhubungan seks
- Durasi haid yang panjang
- Pembengkakan pada bagian perut
- Konstipasi
- Infeksi kandung kemih yang berulang
- Kelelahan
- Demam.
Beberapa kondisi rahim yang tidak sehat
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa kondisi yang bisa terjadi pada rahim:
1. Congenital uterine malformation
Terkadang, seorang perempuan lahir dengan kondisi rahim yang tak berbentuk normal. Berikut ini adalah beberapa cacat rahim yang bisa terjadi:
- Septate uterus: Adanya dinding jaringan fibrosa di tengah-tengah rahim.
- Bicornuate uterus: Rahim berbentuk hati karena terdapat dua rongga rahim yang terpisah dan dibatasi jaringan tubuh. Meskipun begitu, pasien tetap hanya memiliki satu mulut rahim dan vagina.
- Didelphys uterus: Rahim memiliki dua rongga rahim dan mulut rahim yang berbeda.
- Unicornate uterus: Rahim berukuran lebih kecil dan hanya memiliki satu tuba falopi.
2. Pelvic Inflammatory Disease (PID)
Terkadang, bakteri atau mikroba bisa masuk ke dalam mulut rahim dan menyerang satu atau lebih organ-organ di perut, termasuk rahim, mulut rahim, dan tuba falopi. Kondisi ini kemudian disebut sebagai pelvic inflammatory disease. Gejala yang bisa terjadi antara lain keluarnya cairan vagina, aroma tak enak dari vagina, rasa nyeri pada area vagina, serta rasa kebelet buang air kecil.
3. Fibroid
Fibroid adalah organ tumbuh pada dinding maupun jaringan rahim yang bersifat nonkanker. Pada kasus tertentu, fibroid bisa menempel di bagian luar rahim. Ukurannya pun bisa beragam, mulai dari sebesar biji padi atau sebesar buah jeruk. Beberapa gejala fibroid pada rahim yang bisa terjadi, yaitu nyeri punggung, nyeri panggul, rasa nyeri saat berhubungan intim, kesulitan untuk hamil, dan perdarahan yang hebat saat haid maupun di antara siklus haid.
4. Endometrial hyperplasia
Ini adalah kondisi di mana terlalu banyak sel tumbuh pada jaringan rahim. Meskipun bukan kanker, kondisi ini bisa berujung pada kanker rahim. Adapun gejala yang bisa terjadi adalah perdarahan vagina yang abnormal, keluarnya cairan vagina, dan hasil tes papsmear yang tak normal.
5. Endometriosis
Endometriosis terjadi ketika jaringan yang semestinya berada pada rahim malah tumbuh di organ tubuh lain. Beberapa gejala endometriosis yang bisa terjadi, yaitu haid yang menyakitkan, perdarahan atau flek yang muncul secara tak rutin, rasa nyeri saat berhubungan intim, rasa nyeri pada perut, serta rasa nyeri selama buang air kecil maupun besar.
6. Kanker
Kanker rahim bisa menyebabkan perdarahan vagina yang tak normal. Tipe kanker yang paling umum ialah kanker endometrial.
Cara alami untuk menyehatkan rahim
Menjaga kesehatan rahim bisa dilakukan dengan alami lho, Moms. Dikutip dari laman Medicover Hospitals, berikut ini beberapa tips untuk menjaga rahim Anda tetap sehat dan kuat.
1. Hindari duduk dalam jangka waktu yang lama. Duduk terlalu lama bisa mendorong penebalan dinding rahim dan meningkatkan risiko endometriosis.
2. Jaga pola makan sehat dengan gandum dan biji-bijian. Gandum dan biji-bijian bisa membantu mencegah tumor fibroid serta menjaga kesehatan organ reproduksi.
3. Atur jadwal tidur untuk menjaga siklus haid yang rutin. Pasalnya, jadwal tidur bisa memengaruhi keseimbangan hormon, sehingga bisa menjaga rahim tetap berfungsi normal.
4. Hindari mengonsumsi makanan ultra proses dan makanan kemasan, karena bisa memengaruhi keseimbangan hormon dan kesehatan organ reproduksi.
5. Konsumsi buah-buahan yang kaya vitamin C dan antioksidan, seperti lemon, kiwi, jeruk, maupun jambu. Antioksidan bisa membantu mencegah kanker ovarium dan mendorong kesehatan organ reproduksi.
6. Konsumsi sayur-sayuran dan kacang-kacangan. Vitamin, mineral, dan antioksidan dalam sayur mayur bisa membantu menjaga regulasi hormon yang sehat. Selain itu, lemak sehat dalam kacang-kacangan bisa membantu mengurangi risiko fibroid rahim dan kanker.
7. Hindari stres dan berolahraga rutin. Stres kronik bisa menyebabkan haid yang tak rutin dan meningkatkan peradangan organ tubuh. Berolahraga bisa meningkatkan kekuatan dan kelenturan tubuh, serta menjaga kesehatan sirkulasi darah. Oleh karena itu, berolahraga bisa mengurangi risiko fibroid. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)