BUMP TO BIRTH

Mengenal Tes HBsAg untuk Deteksi Hepatitis B saat Hamil



Buat Moms yang sedang hamil, pastikan kesehatan Anda selalu terjaga, ya. Pasalnya, penurunan sistem imunitas tubuh yang terjadi saat hamil membuat Anda rentan terkena berbagai macam penyakit, tak terkecuali hepatitis B. Untuk mendeteksi hepatitis B saat hamil, Moms bisa melakukan tes HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen).

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai tes HBsAg, perlu diketahui dulu bahwa hepatitis B merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang hati dan bisa menyebabkan penyakit jangka panjang yang serius. Karena merupakan jenis penyakit yang menular, bumil yang terinfeksi hepatitis B memiliki peluang besar untuk menularkannya pada bayi.

Mengetahui adanya kemungkinan penularan dan dampak bagi ibu juga bayi, tentunya Moms perlu waspada dan tahu lebih jaub terkait penyakit hepatitis B pada ibu hamil dan pemeriksaannya melalui tes HBsAg. Baca penjelasan selengkapnya berikut ini ya, Moms!

Penularan hepatitis B

Virus hepatitis B menyebar melalui darah dan cairan tubuh (air mani atau cairan vagina) dari orang yang terinfeksi. Penularan ini bisa terjadi selama melakukan hubungan seks tanpa pengaman atau saat berbagi jarum yang digunakan untuk menyuntikkan obat-obatan dengan orang yang terinfeksi.

Selain itu, virus hepatitis B juga bisa menyebar jika Moms tinggal dengan orang yang terinfeksi dan berbagi barang-barang rumah yang mungkin bersentuhan dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti sikat gigi atau pisau cukur.

Sementara itu, seperti telah disinggung sebelumnya bahwa bumil bisa menularkan virus hepatitis B pada bayinya. Melansir laman The American College of Obstetricians and Gynecologists, diketahui sekitar 9 dari 10 ibu hamil yang terinfeksi virus hepatitis B akut akan menularkan virus tersebut kepada bayinya. Pun, 1 dan 2 dari 10 wanita dengan infeksi kronis juga akan menularkannya pada bayi.

Nah, penularan virus hepatitis B dari ibu pada bayi yang baru lahir ini terjadi selama persalinan per vaginam atau operasi caesar. Penularannya bisa terjadi ketika bayi terekspos darah dan cairan tubuh dari ibu yang terinfeksi.

Dampak hepatitis B pada ibu hamil dan bayi

Hepatitis B merupakan penyakit infeksi serius. Ketika seorang ibu hamil terinfeksi hepatitis B, maka ada beberapa risiko yang mungkin dihadapi, seperti mengalami komplikasi persalinan, yaitu perdarahan pascamelahirkan, diabetes melitus gestasional, dan pregnancy-induced hypertension (PIH) syndrome.

Sementara itu, penyakit hepatitis B kronis memang tidak memengaruhi tingkat kesuburan. Namun, wanita yang mengalami sirosis dekompensasi akibat infeksi hepatitis B bisa mengalami gangguan kesuburan karena ketidakseimbangan hormon, hipertensi gestasional, abrupsi, kelahiran prematur dan pertumbuhan janin terhambat, hingga risiko kematian bumil dan janin.

Pada bayi, infeksi virus hepatitis B bisa mengancam nyawa mereka. Bahkan, bayi yang tampak sehat pun bisa berisiko mengalami masalah kesehatan serius. Bayi baru lahir yang terinfeksi hepatitis B juga berisiko tinggi menjadi carrier atau pembawa. Ketika dewasa, mereka yang menjadi carrier ini berisiko tinggi meninggal karena penyakit hati yang serius atau kanker hati.

Tes hepatitis B pada ibu hamil

Berbagai pemeriksaan bisa dilakukan untuk mendeteksi hepatitis B saat hamil, salah satunya dengan melakukan tes HBsAg. Idealnya, bumil melakukan tes ini sedini mungkin, yaitu pada trimester pertama kehamilan. Kemudian tes ini akan dilakukan kembali pada minggu ke-26 hingga minggu ke-28, serta minggu ke-36 sebelum persalinan.

Tes HBsAg merupakan tes yang dilakukan untuk mendeteksi virus hepatitis B dalam darah. Tata laksana tes HBsAg adalah dengan memasukkan jarum ke pembuluh darah di bagian dalam siku atau punggung tangan. Nantinya darah dikumpulkan ke dalam tabung kedap udara dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

Ketika tingkat HBsAg terdeteksi dan tinggi, ini biasanya menunjukkan infeksi virus hepatitis B yang aktif atau disebut juga HBsAg positif. Sementara jika tidak ada HBsAg yang terdeteksi, maka hasil tesnya menunjukkan negatif.

Saat bayi lahir dari ibu yang terinfeksi hepatitis B

Jika Moms positif terinfeksi hepatitis B, maka bayi Anda yang baru lahir akan langsung diberikan vaksin hepatitis B paling lama 12 jam setelah lahir. Selain itu, Anda juga akan diberikan suntikan immunoglobulin hepatitis B. Hal ini pula yang menjadi syarat bila ibu ingin tetap bisa menyusui bayinya setelah melahirkan

Kemudian dua dosis vaksin hepatitis B akan kembali diberikan pada bayi, yaitu saat ia berusia 1 bulan dan 6 bulan. Setelah dosis vaksinasi hepatitis B pada bayi terlengkapi, dokter akan melakukan tes darah pada bayi untuk mengetahui apakah Si Kecil sudah terlindungi dan terbebas dari hepatitis B.

Sementara itu pada orang dewasa atau ibu yang terinfeksi, tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini. Biasanya hepatitis B akan sembuh dan hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu 4 sampai 6 bulan. (M&B/Vonda Nabilla/SW/Foto: Pressfoto/Freepik)