Pada dasarnya, setiap perempuan yang hamil akan memasuki fase menyusui usai melahirkan. Proses pemberian ASI ini dilakukan sejak anak baru lahir sampai ia berusia 2 tahun, sesuai anjuran dari WHO. Namun, kenyataannya ada saja tantangan yang membuat seorang ibu mengalami kesulitan untuk menyusui dan memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil.
Sebagai ibu baru atau bahkan yang sudah pernah melahirkan beberapa kali, Moms mungkin salah satu yang mengalami hambatan saat mengASIhi. Menurut Jamilatus Sadiyah S.Tr.Keb, konselor laktasi, salah satu kondisi yang paling sering terjadi adalah masalah perlekatan atau latch on. Jika perlekatan kurang baik, maka Moms bisa merasakan sakit di payudara atau bahkan timbul lecet di area puting.
Padahal, proses menyusui seharusnya tidak menyakitkan dan justru memberikan banyak kebaikan untuk Si Kecil. ASI bisa menjadi obat bagi bayi saat terserang sakit, mencegah stunting maupun obesitas, dan meningkatkan imunitas. Bahkan riset terbaru menyebutkan bahwa ASI bisa mencegah anak mengalami autism spectrum disorder (ASD).
Tidak hanya untuk anak, proses menyusui juga memiliki segudang keuntungan yang bisa ibu dapatkan, mulai dari mencegah pendarahan saat persalinan, membuat ibu lebih cepat melewati masa pemulihan pascapersalinan, serta bisa menjadi KB alami. Riset terbaru pun menyebutkan bahwa menyusui bisa membuat ibu terhindar dari risiko kanker.
Pentingnya persiapan menyusui sejak hamil
Fase menyusui sering kali jadi tantangan tersendiri bagi para ibu, terutama mereka yang baru memiliki anak pertama. Kurangnya informasi membuat Moms merasa bahwa fase menyusui sulit untuk dijalani. Karena itu, jika ada masalah, Anda boleh meminta bantuan seperti berkonsultasi ke konselor laktasi untuk bisa tetap mengASIhi anak dengan optimal.
“Beberapa faktor yang dapat membantu meningkatkan produksi ASI adalah dengan lebih sering menyusui dan memiliki ketenangan pikiran serta perasaan bahagia. Oleh karena itu, dukungan emosional dan nyata dari para ayah sangat dibutuhkan. Misalnya, ayah bisa lebih menghargai usaha para ibu, berbagi kata-kata positif dan mendukung para ibu, serta membantu pekerjaan rumah tangga, sehingga bisa mengurangi stres para ibu,” kata Jamilatus pada acara bincang bertema "Parent Your Way Confidently Embracing Every Parenthood Journey" beberapa waktu lalu.
Hal lain yang juga tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah kondisi mental ibu yang harus baik agar ASI lancar. Moms bukan berarti gagal atau menjadi orang tua yang buruk ketika muncul suatu masalah di fase menyusui. Perlu diingat bahwa tidak ada ibu yang sempurna dan terbaik. Namun, Anda sendiri merupakan ibu terbaik untuk Si Kecil.
“Kunci utamanya adalah bersikap jujur atas kelemahan dan kelebihan diri, bersikap baik dan penuh kasih sayang kepada diri sendiri, menjalin hubungan dengan ibu lain, yang dengan ikhlas menyusui bisa membantu diri menjadi stabil secara emosional. Sementara itu, apresiasi dan dukungan emosional dari orang yang dicintai juga diperlukan untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka,” ujar A. Kasandra Putranto, psikolog klinis.
Pengalaman nyata menghadapi parenthood journey
Di acara tersebut, turut hadir pula Audi Marissa, aktris dan ibu dari satu anak. Audi mengakui bahwa sang anak, Anzel, yang lahir prematur, jadi tantangan tersendiri saat ia menjalani fase menyusui. Diawali dari berat badan lahir Anzel yang rendah karena lahir di usia 7 bulan, membuat Audi kesulitan saat mengASIhi. Karena belum bisa menyusui langsung (direct breastfeeding), maka Audi perlu memompa ASI setiap dua jam sekali. Ia pun berusaha untuk mendapatkan ASI yang setiap tetesnya berharga agar sang anak tercukupi nutrisinya sejak awal.
“Dukungan emosional dan nyata dari suami dan keluarga sangat membantu dan memengaruhi saya untuk menjadi seorang ibu dan menghadapi perjalanan menjadi orang tua ini. Saya merasa damai dan bahagia, meskipun penuh tantangan seperti kurangnya waktu istirahat,” ujar Audi.
Dan sebagai bantuan utamanya, Audi Marissa menggunakan pompa ASI dari Philips Avent. Ada pompa ASI eletrik ganda yang bisa dipakai di kedua payudara dan juga elektrik tunggal untuk memompa ASI di satu sisi payudara saja. Teknologi di dalamnya membuat pompa ASI elektrik ini tidak berisik dengan kekuatan isap yang kuat tapi lembut sehingga Moms tidak akan merasakan sakit. Tidak ketinggalan juga pompa ASI manual yang dihadirkan Philips Avent sebagai pilihan untuk Moms dalam menampung ASI untuk Si Kecil.
“Philips Avent menawarkan solusi untuk membantu para orang tua bisa mengatasi berbagai tantangan tapi tetap memperhatikan kesejahteraan dirinya, baik di masa transisi pemberian ASI dari payudara ibu ke botol hingga menenangkan bayi yang tengah mengalami kolik. Dirancang bersama ahli kesehatan, berbagai solusi yang dihadirkan Philips Avent bisa membantu orang tua memberikan perawatan yang terbaik, yang pada akhirnya membantu menjaga ketenangan pikirannya sehingga lebih dapat menikmati kehidupan menjadi orang tua,” tambah General Manager Personal Health ASEAN, Jinseok Chang. (M&B/Vonia Lucky/SW/Foto: Freepic.diller/Freepik, Philips Indonesia)