Kesehatan mata anak perlu dijaga sejak dini. Pasalnya, mata merupakan indra penglihatan yang sangat berpengaruh pada tumbuh kembang Si Kecil. Bahkan menurut Samanta Elsener, psikolog klinis, 83% stimulasi sensori masuk melalui penglihatan. Itulah pentingnya mendeteksi sekecil apa pun gejala gangguan penglihatan pada anak.
Sebagai orang tua, Moms dan Dads sebaiknya hanya memeriksakan mata anak pada ahlinya. Pasalnya, memeriksa kesehatan mata anak tidak sama dengan memeriksa kesehatan mata orang dewasa.
Gejala gangguan penglihatan pada anak
Agar tidak keliru dan bisa segera memeriksakan kepada ahlinya, Wind Yulianto, Vision Expert Optik Tunggal, menyampaikan gejala gangguan penglihatan pada anak berikut ini.
- Memegang dan membaca dengan jarak yang dekat
- Sering mengeluhkan sakit kepala ketika membaca dalam jarak dekat untuk waktu yang lama
- Sering merasa huruf-huruf tampak bergerak
- Penglihatan sering kabur
- Mengalami penurunan nilai akademik
- Mata sering terasa gatal dan iritasi.
Ditemui dalam acara Grand Re-Opening Optik Tunggal Next Generation, Wind Yulianto mengimbau agar orang tua segera memeriksakan kesehatan mata anaknya saat muncul gejala tersebut di atas. Masalah mata yang segera tertangani akan makin cepat teratasi dan dapat mencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang pada anak.
Masalah kesehatan mata yang sering terjadi pada anak adalah rabun jauh atau myopia. Faktanya, myopia berkembang pesat pada anak usia di bawah 12 tahun. Di Asia sendiri ada sekitar 30-40% kasus myopia pada anak berusia 7-17 tahun. Saat anak sudah dideteksi memiliki mata minus, melakukan koreksi mata melalui penggunaan kacamata merupakan hal wajib.
Mitos fakta seputar penggunaan kacamata anak
Alih-alih segera memeriksakan mata anak, banyak orang tua yang menunda pemeriksaan karena khawatir untuk memakaikan anak kacamata saat sudah terdeteksi memiliki rabun. Yuk, ketahui mitos dan fakta seputar mata anak yang sering beredar berikut ini.
1. Menggunakan kacamata bisa membuat minus mata anak bertambah
Informasi tersebut merupakan mitos, Moms. Menggunakan kacamata justru akan membuat fungsi penglihatan anak lebih optimal serta mencegah masalah penglihatan makin parah.
2. Mata minus pada anak merupakan faktor genetik
Kalau informasi yang ini merupakan fakta ya, Moms. Orang tua yang memiliki sumbu bola mata yang panjang berpotensi untuk menurunkannya pada anak. Namun, hal ini juga bisa dipengaruhi oleh faktor gaya hidup sehari-hari.
3. Mengonsumsi wortel bisa membuat minus mata berkurang
Wortel mengandung vitamin A dan beta karoten yang bisa meningkatkan kinerja sel-sel reseptor di retina mata dan bisa mencegah buta warna maupun rabun senja. Namun, mengonsumsi wortel tidak dapat mengurangi minus pada mata ya, Moms, karena mata minus bukan penyakit patologis.
Periksakan kesehatan mata anak pada ahlinya
Saat menemukan gejala gangguan kesehatan mata anak, Moms sebaiknya segera memeriksakan mata anak pada ahlinya. Moms bisa berkonsultasi ke dokter spesialis mata atau bila ingin ke optik, pilihlah optik yang memiliki perlengkapan pemeriksaan khusus anak.
Menyadari belum adanya optik yang menyediakan pemeriksaan khusus mata anak dengan pilihan kacamata yang beragam, Optik Tunggal membuka kembali optik khusus anak, yaitu Optik Tunggal Next Generation yang terletak di Mal Kelapa Gading 3, Jakarta Utara, yang menjadi satu-satunya optik khusus anak di Asia Tenggara.
“Belajar dari pengalaman saya yang pernah kesulitan memeriksa dan mencari kacamata untuk anak saya, maka kami akhirnya memutuskan untuk membuka gerai Optik Tunggal dengan teknologi yang ramah anak dan pilihan kacamata anak yang beragam,” ucap Alexander F Kurniawan, CEO Optik Tunggal, yang ditemui pada acara Grand Re-Opening Optik Tunggal Next Generation di Jakarta beberapa waktu lalu.
Itulah beberapa informasi terkait gejala gangguan penglihatan pada anak. Pastikan Moms tidak mengabaikan sekecil apa pun gejala yang dialami anak, agar bisa segera mengatasinya dengan tepat. (M&B/RF/Foto: Pixabay/Pexels, Dok. Optik Tunggal)