FAMILY & LIFESTYLE

Kenali Perbedaan Antara Pilek Infeksi dan Pilek Alergi



Serupa tapi tak sama, pilek karena infeksi berbeda dengan pilek karena alergi lho, Moms. Sekilas memang pilek terkesan sama saja, padahal pilek dan beberapa gejala penyerta lainnya bisa dibedakan dari penyebabnya.

Secara garis besar pilek infeksi terjadi ketika tubuh terserang virus atau bakteri, sedangkan pilek alergi terjadi ketika tubuh terpapar alergen (pemicu alergi). Mau tahu lebih jauh mengenai penyebab, gejala, dan cara mengatasi pilek infeksi dan pilek alergi? Yuk, baca penjelasannya berikut ini!

Perbedaan pilek infeksi dan pilek alergi

Pilek infeksi: Pilek infeksi terjadi karena tubuh terinfeksi virus dan bakteri. Virus yang paling sering menyebabkan pilek adalah adalah rhinovirus. Infeksi ini menular dan dapat menyebar melalui udara dari seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin serta melalui kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi.

Pilek alergi: Pilek alergi (atau yang dalam dunia media disebut rinitis alergi) adalah kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap alergen di lingkungan, seperti serbuk sari, debu, atau bulu hewan. Saat tubuh terpapar alergi, sistem imun tubuh akan menganggapnya sebagai “benda” berbahaya. Untuk melawan “benda” tersebut, tubuh mengeluarkan zat histamin. Reaksi inilah yang menimbulkan reaksi alergi, seperti kulit gatal, mata berair, bersin, dan pilek alergi.

Baca juga: Bayi Sulit Menyusu Karena Pilek? Ini Solusinya, Moms

Gejala pilek infeksi dan pilek alergi

Pilek infeksi: Gejala pilek infeksi biasanya meliputi hidung berair atau tersumbat, sakit tenggorokan, batuk, demam ringan, dan nyeri otot. Gejala lain bisa termasuk sakit kepala dan kelelahan. Pilek infeksi cenderung berlangsung selama 7-10 hari, dengan gejala yang mungkin berkembang secara bertahap. Pada kasus pilek infeksi, sangat umum jika tubuh mengeluarkan dahak berwarna putih, kuning, atau hijau.

Pilek alergi: Gejala pilek alergi termasuk bersin yang terjadi secara berulang, hidung berair dan tersumbat, serta mata yang gatal dan berair, sakit kepala, ruam kulit atau biduran, dan tenggorokan gatal. Gejala ini sering kali muncul dalam pola musiman atau setelah terpapar alergen tertentu. Tidak seperti pilek infeksi, pilek alergi tidak disertai demam. Gejala pilek alergi bisa langsung muncul atau menunggu beberapa saat setelah tubuh terpapar alergen (zat atau pemicu alergi).

Baca juga: Moms, Ini 5 Tanda Bayi Anda Mengalami Alergi Makanan

Cara mengobati pilek infeksi dan pilek alergi

Pilek infeksi: Tidak ada obat untuk pilek infeksi, tapi Moms bisa meredakan gejalanya dengan memenuhi kebutuhan istirahat, mengonsumsi cairan yang banyak, dan jangan lupa mengonsumsi obat (seperti paracetamol atau ibuprofen). Perawatan di rumah seperti menghirup uap dan gargle dengan air garam juga bisa membantu meredakan keluhan akibat pilek infeksi.

Pilek alergi: Obat-obatan antihistamin dan dekongestan bisa membantu mengurangi keluhan akibat reaksi alergi. Ingat, pastikan Moms sudah menghindari paparan alergen, ya. Untuk mengurangi reaksi alergi jangka panjang, Anda bisa coba imunoterapi atau suntikan alergi untuk mengurangi sensitivitas terhadap alergen.

Itulah perbedaan antara pilek infeksi dan pilek alergi. Jika keluhan makin parah dan mengganggu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar diberikan solusi yang paling tepat dengan kondisi Anda ya, Moms. (M&B/Ayu/SW/Foto: Freepik)