TODDLER

Muntah pada Anak: Gejala, Penyebab, Pengobatan



Walau umumnya tidak berbahaya, munculnya gejala muntah pada anak tentu tidak bisa disepelekan ya, Moms. Banyak hal yang bisa jadi penyebab muntah pada anak, dari yang sederhana seperti makan terlalu banyak, hingga hal serius yang perlu segera ditangani dokter.

Begitu juga dengan pengobatan yang diberikan untuk mengatasi muntah pada anak, sangat variatif. Untuk mengenal gejala, penyebab, dan pengobatan muntah pada anak, baca artikel berikut ini, Moms!

Gejala muntah pada anak

Muntah tidak sama dengan gumoh ya, Moms. Pada kasus gumoh, isi perut keluar dengan sendirinya, sedangkan muntah adalah keluarnya isi perut secara paksa. Muntah terjadi karena lambung berkontraksi dengan kuat, sehingga tubuh secara alami mengeluarkan isi lambung secara paksa melalui mulut (bahkan juga bisa keluar lewat hidung).

Baca juga: Kenali Perbedaan Antara Gumoh dan Muntah pada Bayi

Gejala muntah pada anak sangat beragam, tergantung penyebab muntah yang terjadi pada Si Kecil. Ada gejala yang tergolong umum dan tidak berbahaya, ada juga gejala muntah yang sudah masuk kategori berbahaya dan butuh penanganan segera. Berikut gejala muntah pada anak yang umum terjadi.

  • Mual
  • Batuk
  • Sakit kepala
  • Nyeri perut
  • Demam.

Adapun gejala muntah pada anak yang perlu Moms waspadai adalah berikut ini.

  • Kulit pucat
  • Suhu tubuh dingin
  • Lemas atau bahkan tidak responsif
  • Tidak nafsu makan
  • Dehidrasi
  • Muntah dan diare bersamaan
  • Sakit perut hebat
  • Sesak napas
  • Muntah lebih dari 3 kali sehari
  • Muntah terus-menerus selama 3 hari atau lebih.

Jika gejala muntah ini terjadi pada anak, maka bisa jadi Si Kecil mengalami penyakit yang lebih serius seperti gangguan pencernaan, alergi, atau infeksi.

Penyebab muntah pada anak

Penyebab muntah pada anak sangat beragam, dari yang tidak berbahaya sampai yang perlu Moms khawatirkan. Berikut penyebab muntah yang tidak berbahaya bagi anak.

  • Mabuk perjalanan
  • Makan atau minum terlalu banyak
  • Makan atau minum terlalu cepat
  • Terlalu aktif (seperti loncat-loncat) setelah makan
  • Mencium bau yang tidak disukai
  • Menangis kencang dalam waktu lama.

Meskipun begitu, ada juga penyebab muntah yang perlu Moms khawatirkan, seperti:

1. Infeksi saluran pencernaan: Paling sering disebabkan oleh infeksi virus seperti rotavirus atau norovirus, tapi juga bisa disebabkan oleh bakteri atau parasit. Selain muntah, gejala lain yang sering muncul adalah diare, demam ringan, dan sakit perut.

Penanganan: Umumnya infeksi virus akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Pastikan Si Kecil terhidrasi dengan baik.

2. Infeksi saluran pernapasan: Meskipun penyakit saluran pernapasan tidak langsung memengaruhi pencernaan, beberapa infeksi pernapasan, seperti flu atau infeksi tenggorokan, bisa menyebabkan muntah. Muntah sering kali terjadi karena batuk yang parah atau iritasi pada tenggorokan yang memicu refleks muntah.

Penanganan: Penyakit ini biasanya sembuh dalam beberapa hari. Obat penurun demam atau obat batuk bisa membantu meredakan gejala. Namun, jika anak kesulitan bernapas atau mengalami gejala yang lebih serius, segera periksakan ke dokter.

3. Keracunan makanan: Keracunan makanan adalah salah satu penyebab muntah yang sering terjadi pada anak-anak, terutama saat mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit.

Penanganan: Anak yang keracunan makanan perlu mendapat banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Dalam kasus keracunan makanan yang parah, perawatan medis mungkin diperlukan.

4. GERD (gastroesophageal reflux disease): GERD terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan iritasi yang bisa memicu muntah, terutama setelah makan. Pada bayi dan balita, GERD bisa lebih sering terjadi dan sering kali disertai dengan rewel atau sulit tidur.

Penanganan: GERD pada anak bisa dikendalikan dengan perubahan pola makan dan gaya hidup serta obat-obatan yang diresepkan dokter untuk menurunkan kadar asam lambung.

5. Migrain: Migrain pada anak bisa menyebabkan mual dan muntah tanpa disertai sakit kepala intens, sehingga kadang sulit dideteksi.

Penanganan: Obat-obatan pereda migrain bisa membantu mengurangi gejala. Penting untuk mengidentifikasi pemicu migrain, seperti stres atau makanan tertentu.

6. Alergi makanan: Ketika tubuh terpapar alergen, maka reaksi alergi akan muncul, termasuk muntah.

Penanganan: Umumnya dokter akan memberikan obat antihistamin atau epinefrin (untuk reaksi alergi parah), tapi sebaiknya konsultasikan dengan dokter agar obat lebih tepat dan sesuai kebutuhan Si Kecil, Moms.

7. Penyakit pencernaan Lainnya: Masalah pencernaan (seperti radang usus buntu atau apendisitis), bisa menyebabkan muntah pada anak. Meskipun jarang, apendisitis adalah kondisi medis serius yang membutuhkan penanganan segera.

Penanganan: Apendisitis memerlukan operasi pengangkatan apendiks dan harus segera ditangani dokter.

Jika muntah berlangsung lebih dari 3 hari, disertai darah, perut keras, dan anak terlihat tersiksa, jangan ragu untuk segera membawa Si Kecil ke rumah sakit. (M&B/Ayu/SW/Foto: Freepik)