Moms, Anda mungkin pernah mendengar klaim bahwa makanan mentah lebih sehat, mengandung lebih banyak nutrisi, atau bahkan membantu menurunkan berat badan. Namun, apakah makanan mentah benar-benar aman dikonsumsi? Kenyataannya, makan makanan mentah bisa membawa risiko kesehatan serius yang perlu dipahami semua orang.
Secara umum, makanan mentah merujuk pada makanan yang tidak dimasak sama sekali atau hanya sedikit diolah. Ini termasuk daging, ikan, telur, susu yang tidak dipasteurisasi, dan bahkan beberapa sayuran. Gaya makan ini sering didukung oleh tren “diet makanan mentah” yang menekankan konsumsi makanan alami yang belum diolah.
Namun, selain manfaatnya seperti nutrisi yang belum rusak akibat proses pemanasan, makanan mentah juga punya potensi bahaya, terutama saat tidak dikelola atau disimpan dengan benar. Berikut ini risiko gangguan kesehatan akibat makan makanan mentah.
1. Infeksi dan keracunan makanan
Mungkin risiko paling umum dari makanan mentah adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit. Mikroorganisme seperti Salmonella dan E. coli sering ditemukan pada daging mentah, telur, atau susu yang tidak dipasteurisasi.
Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan, muntah, diare berat, dan pada kasus serius, keracunan makanan bisa menyebabkan komplikasi kesehatan seperti gagal ginjal atau bahkan kematian.
2. Gangguan pada hormon tiroid
Tidak banyak yang menyadari bahwa beberapa makanan mentah tertentu mengandung senyawa goitrogenik, yang dapat mengganggu hormon tiroid. Goitrogen, yang terdapat dalam makanan seperti brokoli mentah, bok choy, dan bayam, dapat menghambat penyerapan yodium dalam tubuh. Yodium penting untuk fungsi tiroid yang optimal. Ketidakseimbangan hormon tiroid bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti energi rendah, peningkatan berat badan, atau sulit berkonsentrasi.
3. Paparan parasit
Makanan mentah, terutama ikan dan daging, bisa menjadi sarang bagi parasit seperti cacing pita atau Toxoplasma gondii. Infeksi parasit ini bisa menyebabkan gejala-gejala seperti nyeri perut, gangguan saraf, atau bahkan masalah kronis yang sulit diobati.
4. Risiko alergi
Makan makanan mentah juga bisa meningkatkan risiko alergi pada tubuh. Beberapa protein alergenik akan jadi tidak aktif setelah dimasak, sehingga makanan mentah memiliki potensi memicu reaksi alergi lebih tinggi.
5. Kandungan bahan kimia berisiko
Buah dan sayuran mentah yang tidak dicuci dengan bersih bisa terpapar pestisida dan residu bahan kimia lainnya. Tanpa pengolahan seperti memasak, bahan-bahan ini langsung masuk ke tubuh dan berpotensi menimbulkan risiko keracunan jangka panjang.
6. Keracunan logam berat
Seafood mentah seperti kerang dan ikan tertentu sering kali terkontaminasi logam berat, seperti merkuri, timbal, dan kadmium. Mengonsumsi makanan dengan kadar logam berat yang tinggi dalam jangka panjang bisa berdampak buruk pada fungsi hati, ginjal, bahkan sistem saraf.
Baca juga: 10 Makanan yang Mengandung Merkuri, Berbahaya bagi Kesehatan
7. Kehilangan potensi nutrisi
Salah satu alasan orang memilih makanan mentah adalah keyakinan bahwa nutrisinya lebih terjaga. Namun, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis makanan sebenarnya lebih bergizi setelah dimasak, misalnya tomat yang dimasak memiliki kandungan likopen—antioksidan yang baik untuk kesehatan jantung—lebih tinggi daripada tomat yang tidak dimasak. Dengan kata lain, beberapa makanan justru lebih bermanfaat saat dimasak.
Itulah beberapa risiko gangguan kesehatan akibat makan makanan mentah. Mengonsumsi makanan mentah memang bisa memberikan pengalaman kuliner yang unik dan memuaskan. Namun, memahami risiko kesehatan yang mungkin terjadi sangat penting untuk melindungi diri dan keluarga Anda. Pilihlah makanan mentah dengan bijak dan pastikan untuk mengikuti langkah-langkah preventif agar tetap aman dan sehat, Moms. (M&B/SW/Foto: Lifeforstock/Freepik)