Umumnya saat Si Kecil mengalami infeksi telinga dan tenggorokan, dokter akan memberikan resep antibiotik agar ia cepat sembuh. Padahal, berdasarkan studi terbaru dari University of Washington and Seattle Children's Hospital, AS, lebih dari 11 juta antibiotik yang ditulis di resep tidak dibutuhkan. Penggunaan antibiotik berlebihan ini dinilai tidak hanya gagal untuk memberantas virus, namun juga mendukung evolusi bakteri terhadap resistensi antibiotik sehingga cukup berbahaya.
“Belum ada perubahan yang berarti mengenai situasi ini selama lebih dari 1 dekade. Dan kita belum memiliki alat agar lebih mudah mengenali apakah infeksi itu disebabkan oleh virus atau bakteri,” ujar pemimpin studi Dr. Matthew Kronman, seperti dikutip dari Babycenter.
Antibiotik merupakan obat-obatan yang dapat membunuh bakteri dan menghentikannya bereproduksi. Sedangkan virus tidak dapat dimusnahkan dengan menggunakan antibiotik. Namun karena dokter hingga saat ini hanya memiliki beberapa cara untuk membedakan antara infeksi bakteri dan infeksi virus, antibiotik pun sering dipakai dalam pengobatan.
“Saya rasa studi ini cukup baik dilaksanakan untuk menjelaskan bagaimana cara membunuh bakteri dan apa kegunaan antibiotik, Penggunaan antibiotik akan meningkatkan evolusi bakteri terhadap resistensi antibiotik, jadi kita perlu menggunakannya dengan baik dan tidak dalam dosis yang berlebihan,” jelas Dr. Jason Newland, seorang associate professor of pediatrics di University of Missouri-Kansas City School of Medicine, AS. Kronman pun menambahkan prioritas penelitian ini adalah agar para orangtua yang sering meminta antibiotik kepada dokter lebih memilih alternatif obat lain yang berfungsi meredakan gejala penyakit yang di derita Si Kecil. (Sagar/DT/Dok. M&B)