Saat Si Kecil siap untuk makanan pendamping ASI (MPASI), apa yang menjadi pilihan Anda? Yang instan atau buatan sendiri?
MPASI diberikan pada bayi yang berusia 6 bulan ke atas, setelah 'lulus' ASI eksklusif. Pengenalan makanan padat pertama pada bayi merupakan fase penting dalam menunjang tumbuh kembangnya kelak. Selama ini banyak orangtua yang menganggap pemberian MPASI hanya sebagai upaya untuk menaikkan berat badan anak. Padahal, lebih dari itu, pemberian makan bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Ada 2 macam pilihan MPASI yang bisa diberikan pada Si Kecil, yaitu MPASI instan dan buatan sendiri. Saat ini MPASI instan dapat ditemukan dengan mudah dalam bentuk kemasan di pasaran. Sebagian besar MPASI instan sudah dimasak terlebih dahulu kemudian dikeringkan sebagai bubuk. Pemberian MPASI instan memang lebih cepat dan efisien. Tetapi apakah kandungan nutrisinya sesuai dengan kebutuhan Si Kecil?
Yang Alami Lebih Baik
Dokter Khairani Diman SpA, menyebutkan ada beberapa keuntungan membuat sendiri MPASI untuk bayi, yaitu dari segi gizi dan keamanannya, ibu memiliki kendali penuh atas nutrisi yang diasup anak. Ibu pun bisa memilih bahan yang terbaik bagi sang buah hati. MPASI buatan sendiri pun lebih aman karena tanpa zat tambahan apa pun.
Jika bayi mempunyai alergi terhadap makanan tertentu, dengan mudah ibu dapat menghindarkannya. Selain itu, pembuatan MPASI di rumah pastinya lebih terjamin higienisitasnya, termasuk kebersihan peralatan pembuatnya. Nilai lebih lainnya dari MPASI homemade adalah bisa disesuaikan dengan kebutuhan atau keinginan Si Bayi.
Dengan MPASI buatan sendiri, ibu dapat menghemat biaya dan Si Kecil lebih terjaga tumbuh kembangnya karena diberikan makanan beragam dan lebih alami serta kaya zat gizi.
Aturan Beri MPASI
Do's
- Berikan MPASI sedikit demi sedikit, misalnya 2-3 sendok pada saat pertama dan jumlahnya bisa ditambah seiring perkembangan.
- Pemberian MPASI diberikan secara bertahap, misalnya, pertama sekali sehari, kemudian meningkat menjadi tiga kali sehari.
- Pengenalan sayuran sebaiknya didahulukan daripada pengenalan buah. Karena kecenderungan sayur yang berasa tawar dan buah yang manis, maka sebaiknya pengenalan tawar didahulukan, agar nantinya anak tidak menolak makan sayur.
Don't
- Hindari penggunaan garam dan gula yang berlebihan. Berikan garam dan gula dengan porsi sedikit. Ginjal si kecil masih belum sempurna untuk dapat menyaring mineral-mineral seperti garam dan gula.
- Jangan terlalu banyak mencampur jenis makanan, agar anak belajar bisa mengenal rasa. Berikan 2-4 hari berturut-turut untuk mengetahui reaksi alergi.
- Apabila anak menolak, jangan menyerah. Cobalah terus dikemudian hari. (OCH/Dok. Free Digital Photos)