TODDLER

Perilaku 'Buruk' Balita



Ketika memasuki usia balita, Si Kecil akan menunjukkan bermacam emosi yang lebih kompleks. Hal ini tidak bisa dihindari, sehingga mau tidak mau Anda harus berhadapan dengan semua perangainya dan lebih sabar dalam menghadapinya. Dilansir dari M&B AU, berikut beberapa perilaku 'baru' Si Kecil serta apa yang harus Anda lakukan!

Menggigit Orang Lain
Ada beberapa balita yang suka menggigit orang lain saat ia merasa frustasi, misalnya ketika ia ingin memainkan mainan temannya namun tidak dipinjamkan. Semua balita memang akan menjadi lebih agresif sebagai wujud pembentukkan mekanisme bertahan hidup. Dan untuk menghadapi situasi yang membuat mereka frustasi, mereka pun menggigit orang lain.

Menurut Lois Haultain, seorang ahli parenting, Anda perlu mengintervensi bila ini terjadi. “Menggigit adalah perilaku yang membahayakan. Anda perlu tegas mengatakan pada Si Kecil kalau ia tidak boleh menggigit orang lain dan menariknya dari situasi tersebut. Sampaikan pesan Anda secara konsisten dan jelas, namun tetap dalam keadaan tenang. Ia pun akan mengerti kalau menggigit bukan perilaku baik,” ujarnya.

Mengorek Hidung
Semua balita pasti pernah mencoba-coba mengorek hidungnya. Ia melakukannya karena sedang melalui fase eksplorasi. Jika ia melakukannya, tetaplah tenang dan terangkan tentang pentingnya menjaga kebersihan. Ajarkan padanya untuk menggunakan tisu lalu membuang tisu bekas pakai ke tempat sampah.

Lois menyarankan, “Saat ia melakukannya di depan umum, jangan emosi dan memarahinya sehingga menjadi bahan perhatian orang-orang. Sebab, jika Anda marah ia akan menjadikan ini sebagai senjata rahasia saat meminta perhatian. Tetap tenang dan berikan Si Kecil tisu.”

Tantrum di Depan Umum
Pernah mengalami situasi Si Kecil atau melihat balita lain tantrum di supermarket? Menurut Lois, balita bisa mengalami tantrum akibat respons di dalam tubuhnya yang berhubungan dengan adrenalin. Ia tidak bisa 'tenang' dan tidak tahu apa alasannya. Jadi, segera tenangkan diri Si Kecil dengan memintanya menarik napas dalam-dalam secara perlahan supaya psikologinya kembali normal.

Apabila Si Kecil tantrum, cari tahu apa yang menyebabkan ia tantrum agar lain kali Anda dapat menghindari situasi tersebut. Apakah ia tidak suka berada di dalam troli, mengantuk, lapar, bosan, atau menginginkan sesuatu namun tidak diizinkan. Alihkan perhatian Si Kecil dengan membuatnya sibuk supaya ia tidak sempat 'mengamuk'. (Sagar/DT/Dok. M&B Australia)