“Uang dan pernikahan adalah masalah klasik. Banyak pasangan mengakui masalah keuangan dan isu finansial lainnya membuat pernikahan mereka tidak bahagia, hingga tidak jarang berakhir dengan perceraian,” ujar Nancy Anderson, konsultan keuangan. Padahal, kondisi tersebut bisa dihindari dan diprediksi sejak awal agar tidak mengganggu pernikahan. Nancy membocorkan kondisi apa saja yang bisa menimbulkan masalah keuangan dan mengganggu sebuah pernikahan. Waspada ya, Moms!
Sifat Materialisme
Penelitian yang dilakukan Brigham Young University dan William Paterson University menemukan bahwa pasangan yang memiliki sikap materialisme memiliki kondisi pernikahan paling buruk. Bukan hanya karena selalu merasa kekurangan uang, tetapi mereka juga tidak bisa mengatur keuangan dengan baik. Sikap materialisme ini juga biasanya membuat pasangan tidak ragu untuk berutang untuk membeli sesuatu yang mereka inginkan.
Terlibat Perjudian
Menurut penelitian yang dilakukan Dr. Jeffrey Dew, dari Utah State University, jika suami atau istri pernah atau sering melakukan perjudian, risiko mereka untuk bercerai akan meningkat sebanyak 45 persen. Perjudian ini termasuk melakukan berbagai taruhan, seperti taruhan bola. Untuk itu, pasangan menikah harus segera mengambil tindakan tegas untuk mengatasi kondisi ini.
Mengikuti Tradisi
Dalam sebuah pernikahan, ada 'tradisi' yang menyebutkan suami bertugas untuk membuat rencana keuangan dan investasi, sementara istri mengatur pengeluaran setiap harinya. Padahal, 'tradisi' tersebut belum tentu cocok dilakukan oleh setiap pasangan menikah. Bisa saja, suami lebih pintar mengatur pengeluaran, sementara istri lebih jago membuat rencana keuangan. Bicarakan pembagian tugas ini dengan matang agar tidak mengganggu pernikahan Anda.
Perbedaan Gaya Finansial
Bukan hal aneh jika pasangan menikah memiliki gaya berbeda dalam menggunakan uang. Ada yang bertindak sebagai 'Si Penyimpan' dan 'Si Pemakai'. Harus disadari bahwa Anda mungkin tidak bisa mengubah gaya pasangan Anda. Namun, Anda bisa saling membantu untuk mengontrol keuangan. Misalnya, suami senang menghabiskan uang untuk membeli aksesori mobil. Ijinkan ia melakukannya, namun dengan perjanjian kalau Anda yang mengontrol pengeluarannya agar tidak berlebihan. (Dina Christin/DC/Dok. Freedigitalphotos)