FAMILY & LIFESTYLE

Kurang Vitamin D Tingkatkan Risiko Diabetes



Masyarakat umum sudah banyak yang mengetahui bahwa faktor risiko utama diabetes tipe 2 adalah obesitas. Namun, saat ini para ilmuwan menemukan bahwa ternyata kurangnya paparan sinar matahari juga meningkatkan risiko diabetes, jauh lebih besar dari obesitas.

Sebuah studi baru memperingatkan orang-orang yang memiliki kadar vitamin D yang rendah, bahwa mereka akan lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2. Mereka juga lebih berisiko mengalami pra diabetes, yaitu gula darah yang cenderung tinggi, dibanding orang dengan vitamin D yang cukup. Jika tidak diobati, orang-orang dengan pra diabetes sangat mungkin mengembangkan penyakit diabetes tipe 2 dalam kurun waktu satu dekade.

Selain itu, pada orang-orang yang kekurangan vitamin D, risiko sindrom metabolik dan tekanan darah tinggi juga meningkat. Sindrom metabolik menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena penyakit jantung, stroke, dan kondisi lain yang mempengaruhi pembuluh darah. Dilansir dari Daily Mail, hal tersebut terjadi karena ada kaitannya langsung antara tingkat vitamin D yang rendah dan bagaimana kondisi metabolisme glukosa tubuh.

Vitamin D membantu mengontrol kalsium untuk memproduksi tulang dan otot yang sehat, serta mengatur sistem kekebalan tubuh, yang dapat membantu mencegah beberapa penyakit, seperti eksim dan asma. Sebagian besar sumber vitamin D dihasikan di bawah lapisan kulit, yang bisa didapat dalam reaksi terhadap paparan sinar matahari. Namun, beberapa sumber vitamin D lainnya bisa Anda dapatkan dalam beberapa jenis makanan, seperti susu, ikan berminyak, dan telur.

"Temuan kami menunjukkan bahwa vitamin D dikaitkan lebih erat dengan metabolisme glukosa. Studi ini menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dan obesitas terkait secara sinergis untuk meningkatkan risiko diabetes dan gangguan metabolisme lainnya. Jadi, masyarakat mungkin dapat mengurangi risiko diabetes dengan menjaga pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas di luar ruangan," ungkap Dr Manuel Macías-González, dari University of Malaga, Spanyol.

Studi tersebut membandingkan biomarker vitamin D pada 148 peserta yang telah diukur massa tubuhnya, dan di tes diabetes, pra-diabetes serta ada tidaknya gangguan gula darah. Para peneliti mengukur kadar vitamin D dalam aliran darah dan tingkat jaringan lemak peserta.

Hasilnya, orang gemuk yang tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa memiliki kadar vitamin D yang cukup dibandingkan mereka yang menderita diabetes. Begitu juga dengan orang kurus dengan diabetes atau gangguan metabolisme glukosa lain, cenderung memiliki kadar vitamin D yang rendah. Oleh karena itu, penelitian menyimpulkan bahwa kadar vitamin D secara langsung berkorelasi dengan kadar glukosa. (Aulia/DT/dok.M&B)