BUMP TO BIRTH

Waspada Dampak Mastitis bagi Ibu Menyusui



Cassandra Fellingham, 34, seorang ibu yang tinggal di Littlehampton, Inggris, bangga bisa memberikan ASI eksklusif bagi ketiga anaknya. Namun ia sempat mengalami hal yang hampir membunuhnya saat menyusui anak ke-3. Cassandra mengalami mastitis atau radang kelenjar payudara.

Radang kelenjar ini membuat ASI Cassandra terhenti dan tak bisa ke luar. Memang, banyak ibu yang mengalami ASI tidak ke luar entah karena susunya sedikit, bayi yang tak mengisap payudara dengan baik, atau karena bra yang terlalu ketat. Bagi sebagian ibu, hal ini bisa dengan mudah diatasi. Tapi bagi sebagian ibu lainnya, terhambatnya ASI ke luar bisa membuat mereka sakit. Akibatnya, mereka akan merasa seperti terkena flu berkepanjangan.

Cassandra pun tahu betul tentang hal ini. Ia juga mengalami mastitis saat menyusui anak pertamanya, Shikiera, dan anak ke-2, Miles. "Keduanya membuat aku merasa sakit, payudaraku mengeras. Aku pun berobat ke dokter dan diberi antibiotik. Tapi saat menyusui Jensen, anakku yang ke-3, rasanya jauh lebih sakit. Bahkan merasa hampir meninggal," tutur Cassandra.

Akhirnya, Cassandra pun kembali menemui dokter. Bakteri penyebab mastitis ternyata sudah menyebar di payudaranya dan menyebabkan sepsis (keracunan darah). Dokternya berkata bahwa hanya 1 persen kasus mastitis yang berujung pada sepsis. Ini membuat sistem imun tubuh melemah, payudara membengkak, dan darah juga tak berjalan dengan baik. Karena itu, Cassandra harus dirawat di rumah sakit selama 5 hari.

Setelah 5 hari, keadaan Cassandra kembali pulih dan sepsisnya hilang. Ia bisa kembali menyusui. Jika ditanya apakah Cassandra trauma memberikan ASI bagi anak, ia menjawab, "Bagiku, menyusui tetap jadi cara yang terbaik untuk memberikan nutrisi pada anak. Mastitis tidak akan menghentikanku untuk menyusui," katanya. Kini, Jensen sudah berusia 2,5 tahun dan tumbuh menjadi anak yang sehat dan menyenangkan.

(Lydia Natasha/DT/dok.MBUK)