BABY

Bayi Lebih Sensitif Terhadap Rasa Sakit



Beberapa ahli percaya bayi tidak bisa merasakan sakit. Argumentasi yang beredar adalah karena otak bayi belum berkembang secara sempurna sehingga mereka tidak sungguh-sungguh mampu merasakan sakit. Kendati demikian, studi terbaru yang dipimpin oleh Dr. Rebeccah Slater dari departemen of pediatrics di Oxford University, Inggris, mematahkan teori tersebut.

“Studi kami menyertakan bukti-bukti kuat bahwa teori sebelumnya tidak lah benar. Bahkan, tidak hanya sekedar merasa sakit, bayi pun jauh lebih sensitif merasakannya dibandingkan dengan orang dewasa,” ujarnya dalam news release, seperti dikutip melalui BabyCenter.

Studi dilakukan kepada 10 bayi berusia 1-6 hari dan 10 orang dewasa dengan rentang usia 23-26 tahun. Mereka melakukan scan MRI sambil dipukul di bagian telapak kaki. Hasilnya menunjukkan 18 dari 20 area otak orang dewasa maupun bayi menjadi aktif. Jadi, bayi juga merespons pukulan tersebut, meskipun kekuatan pukulannya 4 kali lebih lemah dari yang dilakukan pada orang dewasa. Ini berarti toleransi bayi menerima rasa sakit jauh lebih kecil.

Slater menjelaskan, “Sampai saat ini orang-orang berpikir studi ini tidak mungkin dilakukan sebab bayi tidak bisa diam di dalam scanner. Namun, bayi yang usianya kurang dari seminggu lebih mudah tertidur, sehingga kami mudah melakukan penelitian menggunakan MRI.”

Hal ini sangat penting karena bayi belum mampu mengekspresikan rasa sakit yang mereka derita secara verbal. Padahal, menurut Slater ada banyak prosedur yang dilewati bayi yang bisa membuatnya kesakitan, namun belum ada panduan medis bagaimana mengatasi kesakitan tersebut. “Kita sudah mulai harus berpikir kalau kita bisa membuat penawar rasa sakit pada anak-anak yang lebih besar, kita pun juga bisa melakukannya pada bayi,” Slater menyimpulkan. (Sagar/DT/Dok. M&B)