Ada banyak penyakit serius yang bisa menyerang bayi dan balita, seperti batuk rejan, campak, rubella, cacar air, meningitis, dan tetanus. Beberapa penyakit tersebut jika tidak ditangani dengan baik, akan berakibat kematian.
Dengan melakukan imunisasi, risiko Si Kecil mengalami penyakit-penyakit tersebut akan lebih kecil. Kalaupun Si Kecil sudah terserang, penyakit yang diderita tidak seberat anak-anak yang tidak melakukan imunisasi. Dan faktanya, imunisasi bermanfaat melindungi Si Kecil sejak ia baru dilahirkan. Salah satunya yaitu vaksin batuk rejan. Pada kehamilan trimester terakhir, calon ibu yang mendapatkan vaksin batuk rejan akan memberikan imunitasnya kepada calon bayi melalui plasenta.
Imunisasi pertama yang diterima bayi adalah vaksin hepatitis B segera setelah kelahiran. Imunisasi berikutnya dilakukan ketika Si Kecil berusia 6 minggu, 4 bulan, dan 6 bulan. Enam vaksin yang didapatkan antara lain untuk penyakit difteri, tetanus, batuk rejan (pertussis), Haemophilus influenzae type b (Hib), hepatitis B, dan polio. Selain itu, Si Kecil juga bisa mendapatkan vaksin untuk menghindari penyakit rotavirus.
Ketika sudah berusia 1 tahun, 1 tahun 6 bulan, dan 4 tahun, Si Kecil akan mendapatkan vaksin untuk melawan campak, gondok, rubella, cacar (varicella), dan menigokokus C. Kebanyakan negara akan mengikuti jadwal imunisasi yang sama, namun ada beberapa perbedaan kecil, tergantung pada merek vaksin yang digunakan.
Dilansir melalui M&B Australia, Profesor Julie Leask, social scientist specialising in immunisation dari University of Sydney's School of Public Health, menyebutkan para bayi tidak memiliki imunitas terhadap banyak penyakit. Karenanya, sangat penting untuk memproteksi mereka secepat mungkin. “Semua yang kita lakukan untuk menjaga Si Kecil adalah hal yang paling utama, jadi melakukan imunisasi sangatlah vital,” tutupnya. (Sagar/DT/Dok. M&B)