BABY

Neonatal Sepsis (2): Gejala dan Faktor Risiko

baby


Sepsis pada bayi baru lahir sesungguhnya tidak memiliki gejala yang spesifik dan diagnosanya pun sangat luas, meliputi gangguan napas, penyakit hematologik (darah), penyakit susunan saraf pusat, penyakit metabolik, jantung, dan infeksi lainnya, seperti TORCH (toksoplasma, rubela, sitomegalo virus, herpes). Namun, Anda tetap perlu waspada dan segera menghubungi dokter, jika Si Bayil menunjukkan indikasi di bawah ini:

  • Tubuhnya lemah, tampak sakit, dan kulit berubah warna menjadi keabu-abuan, muncul bintik-bintik tidak rata, ruam, serta pucat.
  • Aktivitas spontan berkurang, kurang kuat menyusu, terserang apnea, dan detak jantung melemah.
  • Suhu tubuh tidak stabil, mengalami gangguan pernapasan, kejang, dan sakit kuning disertai muntah, diare, dan kembung.

Faktor Risiko
Untuk mencegah terjadinya neonatal sepsis pada Si Bayi, Anda sebaiknya juga mengetahui dan memahami faktor apa saja yang dapat meningkatkan risikonya, seperti berikut ini:

  • Bayi prematur dan memiliki berat lahir rendah sangat rentan terkena penyakit infeksi, seperti neonatal sepsis, karena fungsi dan anatomi kulitnya belum sempurna. Selain itu, sistem kekebalan tubuhnya pun biasanya sangat lemah.
  • Ketuban pecah dini, lebih dari 18 jam sebelum bayi lahir, berwarna hijau keruh, dan berbau, serta penyakit yang diderita ibu selama kehamilan, seperti infeksi saluran kencing, khorioamnionitis, infeksi bakteri E. Coli juga berpotensi menimbulkan sepsis pada bayi.
  • Tindakan CPR pada bayi baru lahir, kehamilan kembar, pemasangan alat seperti kateter dan infus, bayi dengan galaktosemia, terapi zat besi, perawatan di NICU yang terlalu lama, pemberian obat-obatan, serta pemakaian antibiotik pun dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya neonatal sepsis.