Ajang bully memang marak terjadi. Tidak hanya secara fisik, bully juga bisa dilakukan secara mental yang tentu dapat mengganggu perkembangan anak yang mengalaminya. Menurut D’Arcy Lyness, PhD, psikolog dari situs Kids Health, anak-anak yang menjadi 'sasaran empuk' sebagai korban bully biasanya adalah anak-anak yang memiliki fisik dan emosi yang lebih lemah. Bahkan, beberapa orang tidak menyadari bahwa dirinya dibully.
Namun, sebagai orangtua Anda tentu tidak bisa membatasi Si Kecil dalam bersosialisasi di lingkungannya. Untuk itu, yang bisa Anda lakukan adalah melatih Si Kecil agar tumbuh menjadi anak yang anti-dibully. Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, M.HPEd, psikolog rubrik Mother&Baby membagi 5 cara untuk melatih anak yang anti-dibully, seperti berikut.
1. Bicarakan pengalaman terkait bullying untuk membuka mata dan pikiran Si Kecil. Saat ia berhasil mempertahankan diri dari bully, pujilah.
2. Hindari Si Kecil dari bullying dengan menjauhkan umpannya. Misalnya, jika Si Kecil dibully karena uang jajan yang besar, berikan pengertian padanya untuk membawa bekal saja.
3. Ajari Si Kecil berteman. Memiliki teman akan membuat Si Kecil lebih terlindungi. Jika ia mengalami kesulitan mendapatkan teman, dampingi sementara waktu.
4. Tetaplah tenang. Orangtua kadang merasa terlalu khawatir dan ingin membela anaknya. Dengan bersikap lebih tenang, Anda akan memberi kesempatan kepada Si Kecil untuk mempertahankan dirinya agar lebih kuat dan mandiri.
5. Jangan mengambil tindakan gegabah. Saat menghadapi anak yang dibully, kadang orangtua bersikap gegabah. Hubungi pihak berwenang dan sekolah untuk membantu Anda mengatasi hal ini. (RS/Aulia/DT/dok.M&B)