FAMILY & LIFESTYLE

Efek Hormon Cinta



Istilah cinta memiliki efek memabukkan memang benar adanya. Sebuah penelitian dari Inggris menunjukkan bahwa oksitosin, yaitu hormon yang dilepaskan oleh orang yang sedang jatuh cinta memiliki banyak efek yang sama seperti alkohol.

Oksitosin yang dikenal sebagai 'hormon cinta' dapat membuat seseorang percaya dan loyal terhadap orang lain, terlebih orang yang dicintainya. Menurut para peneliti asal Inggris tersebut, hormon oksitosin ini juga diproduksi oleh ibu selama persalinan untuk membantu mempererat ikatan pada bayi mereka. Hormon ini juga diproduksi saat Anda bercinta, termasuk saat Anda berpelukan, dan melakukan ungkapan cinta secara non verbal lainnya.

Penelitian dari Birmingham University itu juga menemukan bahwa efek yang ditimbulkan hormon oksitosin sama seperti ketika Anda meminum dua gelas anggur, yang membuat seseorang lebih percaya diri, rileks, dan mengurangi rasa takut. Dalam jurnal Neuroscience and Behavioural Reviews, Dr. Ian Mitchell mengatakan bahwa hormon oksitosin dapat meningkatkan keberanian seseorang. “Jadi, saat Anda sedang merasa cemas atau takut dengan suatu keadaan, mintalah pasangan Anda untuk berpelukan, karena hal itu dapat membantu memberikan Anda ketenangan,” ungkap Dr. Mitchell, dilansir dari Daily Mail.

Namun, efek ini juga meningkatkan agresifitas seseorang terhadap sesuatu, terutama yang dicintainya. Agresifitas ini dapat menyebabkan kemarahan hingga egoisme. Menurut Dr. Mitchell hal ini sangat masuk akal. Seperti halnya ibu baru yang diprogram menjadi agresif terhadap anaknya, ketika produksi oksitosin dalam tubuhnya meningkat. Lonjakan tersebut menimbulkan reaksi perasaan ingin melindungi bayi mereka dari bahaya. Reaksi ini juga terjadi pada seseorang terhadap sesuatu yang ia cintai.

"Yang menarik adalah reaksi neurokimia yang dapat mengobati masalah hati. Reaksi ini bisa menjadi salah satu cara pengobatan terhadap kondisi psikologis dan kejiwaan seseorang,” ungkap salah satu peneliti, Dr. Steven Gillespie.

Sebelumnya, efek oksitosin ini juga sedang diteliti banyak ilmuwan di seluruh dunia sebagai pengobatan yang memungkinkan bagi beberapa penyakit, seperti anoreksia dan autisme. Namun, masih belum ditemukan apakah hormon 'cinta' ini terkait dengan penyembuhan penyakit tersebut. (Aulia/DT/dok.M&B)