FAMILY & LIFESTYLE

Waspada Dampak Iklan Rokok



Tentu bukan hal baru lagi jika kita membicarakan tentang bahaya rokok. Lembaga kesehatan dunia, WHO telah menegaskan bahwa konsumsi rokok telah membunuh 100 juta orang di abad 20 ini. Jika tren konsumsi rokok ini terus berlanjut, rokok diperkirakan bisa membunuh satu miliar orang di abad 21 nanti. Di Indonesia, sekitar 200.000 orang setiap tahunnya meninggal akibat penyakit yang terkait dengan perilaku merokok, aktif maupun pasif.

Namun, ironis memang jika kita melihat iklan rokok yang 'merajalela' dan secara agresif beredar di mana-mana. Di Indonesia, industri rokok menghabiskan dana hingga triliunan rupiah untuk melakukan promosi dan mengiklankan produk yang menyebabkan kematian ini. Padahal, konsumsi rokok telah terbukti secara kuat berkaitan dengan munculnya berbagai penyakit, seperti jantung, penyakit paru, dan kanker.

Dengan mudahnya, iklan rokok dinikmati jutaan pasang mata, tak terkecuali anak-anak Anda di rumah. Ya, bukan hanya orang dewasa. Wanita, remaja, bahkan anak-anak merupakan target sasaran baru bagi para produsen rokok secara jangka panjang. Berbagai studi telah membuktikan bahwa paparan terhadap iklan dan promosi rokok sejak usia dini dapat meningkatkan persepsi positif tentang rokok, menguatkan keinginan untuk mencoba merokok, bahkan mendorong perokok muda untuk tetap merokok, dan melemahkan upaya berhenti merokok sehingga kembali menjadi perokok (perokok kambuhan).

Hasil pemantauan dari Lentera Anak Indonesia (LAI), Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA), dan Smoke Free Agents (SFA) menemukan bahwa, sejumlah atribut iklan dan promosi rokok berlokasi di sekitar sekolah, baik dalam bentuk baliho, reklame, spanduk, poster, hingga display dan etalase di warung dekat sekolah. Bukti ini menunjukkan bahwa anak-anak di sekolah tersebut terpapar dengan iklan rokok setiap hari.

“Dari hasil pemantauan ini, terlihat industri rokok melakukan propaganda melalui iklan dan promosi. Tanpa disadari, anak-anak berpikir dan berpersepsi bahwa rokok merupakan hal yang positif, familiar, keren, gaul, dan itu akan tertanam di dalam alam bawah sadar mereka. Ini adalah persepsi yang tidak tepat. Dan bukan tidak mungkin mereka akan penasaran untuk mencoba,” ungkap Liza Marielly Dijaprie, psikolog dan praktisi Hipnoterapi dalam konferensi pers Senin (15/06) lalu.

Bagaimana menurut Anda jika dampak dari paparan iklan rokok akan menanamkan persepsi yang salah tentang rokok di benak Si Kecil? Hal ini hanya untuk memastikan agar anak-anak Indonesia, termasuk anak Anda tidak menjadi generasi perokok di masa depan. (Aulia/DT/dok.freedigitalphotos)