Ada 4 tahapan menuju tidur nyenyak. Ketika balita Anda mengigau, ia sebenarnya belum memasuki tahapan tidur nyenyak, melainkan masih berada pada tahap 1 atau 2. Dalam tahapan ini, simpul-simpul otak Si Kecil sedang sibuk menguraikan dan membereskan setiap elemen-elemen kejadian yang dialaminya.
Bila simpul-simpul di otak belum bisa atau sulit untuk dibereskan dan diluruskan, akan muncul tidur dalam bentuk igauan. Oleh sebab itu, biasanya igauan seorang anak dalam tidurnya merupakan ungkapan perasaan yang tulus dan jujur dari dirinya.
Secara medis, belum ada metode menghilangkan igauan pada seseorang. Namun, paling tidak Anda dan Si Kecil dapat mengikuti tips yang diberikan oleh Efriyani Djuwita, M.Si., Psikolog dari Universitas Indonesia, ini :
1. Menjaga kondisi fisik dan psikis Si Kecil beberapa saat menjelang waktu tidurnya. Terapkan pengantar tidur yang nyenyak dan hindari kegiatan fisik seperti berlari-larian, bermain loncat-loncatan, atau sesuatu yang membuatnya kaget atau takut. Anda dapat membacakan dongeng, mendengarkan musik lembut, atau mengajak Si Kecil mengobrol santai tentang hal-hal ringan yang mudah ia pahami.
2. Jaga pola waktu tidur Si Kecil dan upayakan untuk terus mengikuti pola tersebut agar ia tidak mengalami kelelahan atau sakit karena kurang tidur.
3. Ciptakan suasana nyaman dan segar pada ruangan kamar Si Kecil. Jauhkan ia dari suara bising dan keramaian. Dengan begitu, ia bisa tidur dengan tenang dan nyenyak.
4. Jika Si Kecil mengalami gangguan tidur berjalan, tempatkan ia di kamar yang berada di lantai bawah. Jangan meletakkan benda atau hiasan keramik kecil yang mudah pecah, dan kunci pintu kamar Si Kecil agar tidak sampai berjalan keluar dari ruangannya.
5. Bangunkan Si Kecil saat mengigau dengan cara yang lembut dan tidak dengan mengagetkan. Setelah ia bangun, tenangkan Si Kecil dengan cara memeluknya dan mengelus-elus kepala atau punggungnya.
6. Ajak Si Kecil berbicara untuk mengetahui penyebab ia mengigau. Pilih waktu yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dan gunakan bahasa yang sederhana serta mudah dipahami oleh Si Kecil. Gunakan nada suara yang lembut dan yakinkan bahwa Anda memerhatikan semua yang ia ceritakan.
7. Ajaklah Si Kecil berekreasi ke suatu tempat yang tenang, supaya pikirannya lebih jernih dan segar. Rekreasi juga menjadi media komunikasi antara Anda dan Si Kecil untuk mencurahkan isi hatinya. Melalui rekreasi, Anda bisa menunjukkan bahwa masih ada perhatian penuh dan kasih sayang padanya yang mungkin tidak bisa ia peroleh saat Anda dan suami bekerja. (IMR/Sagar/DT/Dok. M&B)