Apakah Anda pernah sedih dan merasa tak mampu menjadi ibu yang baik bagi Si Kecil setelah melahirkan? Anda bisa jadi sedang mengalami baby blues. Menurut Samantha Meltzer-Brody, M.D., Direktur Program Psikiatri Perinatal di UNC Center, Amerika Serikat, baby blues terjadi karena penurunan hormon-hormon kehamilan yang drastis setelah melahirkan. Baby bluesumumnya hanya berlangsung sementara, karenanya jika berlanjut cukup lama, Anda perlu waspada. Anda mungkin mengalami depresi pasca persalinan yang berdampak lebih serius terhadap Si Kecil dan Anda sendiri. Berikut perbedaanbaby blues dan depresi pasca persalinan.
Baby Blues
1. Anda merasa sedih, rapuh, dan emosional seperti sedang mengalami PMS yang sangat menyebalkan.
2. Gejalanya berlangsung sekitar 2 minggu setelah melahirkan.
3. Mood naik turun, cepat merasa kesal, gelisah, kurang konsentrasi, dan merasa tergantung pada orang lain.
Depresi Pasca Persalinan
1. Gejalanya berlangsung lebih dari 2 minggu setelah melahirkan dan mengganggu kemampuan Anda dalam merawat Si Kecil.
2. Anda mengalami kesedihan (terus menerus menangis), kegelisahan, tertekan, rasa bersalah, tidak ingin berdekatan dengan Si Kecil, mengalami gangguan makan dan tidur, serta susah berkonsentrasi. Selain itu, Anda juga merasa tidak berdaya, terkadang berniat melukai diri sendiri atau Si Kecil, kehilangan minat melakukan hal-hal yang biasanya disukai, merasa tidak berharga, tidak dapat merawat bayi dengan baik, cemas berlebihan terhadap kesehatannya, serta merasa sangat kelelahan.
3. Depresi pasca persalinan biasanya berlangsung selama 2-3 bulan pertama setelah melahirkan, namun bisa terjadi kapan saja setelah persalinan.
Apabila Anda merasakan salah satu gejala depresi di atas, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter langganan. Dokter Anda biasanya akan merujuk Anda kepada ahli yang kompeten untuk memberikan perawatan lebih lanjut. (Theresia Widiningtyas/DC/Dok. M&B)