Seorang anak sering kali dicap sebagai anak hiperaktif, karena perilakunya yang berlebihan. Perilaku tersebut pun menimbulkan keluhan dalam lingkungan sosialnya, baik di rumah maupun sekolah. Namun, perlu dipahami bahwa ada sebagian anak yang memang lebih aktif dibandingkan yang lainnya dan bukan berarti ia hiperaktif.
Menurut dr. Lula Kamal, ada beberapa tanda yang menunjukkan anak hiperaktif, seperti terus-menerus aktif, mudah teralih perhatiannya, impulsif, dan sulit konsentrasi. Perilaku tersebut kadang juga disertai dengan tubuh yang terus bergerak, banyak bicara, selalu berjalan ke sana-kemari, dan agresif.
“Kalau misalnya anak menunjukkan tanda-tanda di atas dan suka memukul teman-temannya, bisa dikatakan ia memang hiperaktif. Tindakan memukul mengindikasikan kalau ia memiliki perilaku impulsif, karena melakukannya secara refleks atau tanpa sadar,” ujar Lula dalam Sleek Baby Fun Talkshow di Mother&Baby Fair 2015, Balai Kartini, Jakarta, pada Minggu (18/10).
Apabila Si Kecil hiperaktif, jangan langsung mencapnya sebagai anak nakal. Ia membutuhkan bantuan Anda, ajaklah ia berkonsultasi dengan ahli untuk memberinya pengobatan. “Ada 2 macam pengobatan yang bisa dilakukan untuk anak hiperaktif, dengan terapi perilaku atau pemberian obat psikostimulan,” jelas Lula.
Anda juga harus memberikan perhatian ekstra kepada Si Kecil, jika ia didiagonis hiperaktif. Jangan sampai ia merasa tidak bahagia hingga depresi, karena dikucilkan oleh lingkungannya ya, Moms. (Sagar/DC/Dok. M&B UK)