Dalam mendidik balita untuk meminta maaf, Anda perlu berhati-hati agar tidak menjadi 'senjata makan tuan'. Ingat bahwa balita senang mencari perhatian, ia bisa menggunakan hal ini untuk memancing Anda. Untuk menghindarinya, sikap yang terbaik adalah 'ignore the bad, praise the good'. Jadi saat ia mencari perhatian, acuhkan saja, tidak perlu repot memintanya bilang maaf.
Saat Si Kecil berbuat baik, meski untuk cari perhatian, puji usahanya. Setidaknya ini akan mendorongnya untuk terus berbuat baik. Pada saat ia meminta maaf dengan tulus kepada orang lain, puji ia dengan tulus pula. Bagi kita yang sudah dewasa, mengucapkan maaf bisa menjadi hal yang berat, begitu pula untuk Si Kecil. Untuk mengatasinya, lakukan beberapa hal berikut ini.
1. Masukkan kata 'maaf' ke dalam kamus Si Kecil. Kebenaran, integritas, moralitas, dan maaf adalah bagian dari pribadi yang Anda ingin bentuk dalam diri Si Kecil. Cara memasukkan kata 'maaf' ke dalam kamusnya sama seperti kata-kata lainnya, Si Kecil harus terbiasa mendengar kata-kata itu dari Anda.
2. Tekankan hal yang positif.Terkadang kita terlalu fokus pada kesalahan Si Kecil, tanpa menyebutkan hal-hal yang sebenarnya ia sudah lakukan dengan benar.
3. Jangan terlalu keras kepada Si Kecil. Jika ia terlalu sering dimarahi, ia akan mengeluarkan kata 'maaf' dengan atau tanpa perasaan bersalah. Akhirnya, ucapan maaf kehilangan maknanya.
4. Jangan menyimpan kekesalan. Banyak situasi di mana orang lain bersalah kepada kita dan mereka tidak minta maaf, lalu kekesalan kita berujung panjang. Anak Anda bisa tahu jika Anda kesal berkepanjangan kepada seseorang dan ini bisa berdampak buruk untuknya.
5. Terimalah permintaan maaf dari orang lain. Ketika Si Kecil minta maaf, beritahu bahwa ia sudah dimaafkan. Dengan begitu, ia juga akan belajar untuk memberi maaf kepada orang yang bersalah padanya.
6. Jangan paksakan Si Kecil untuk mengatakan 'maaf'. Kalau ia terpaksa mengucapkan kata maaf tanpa merasa bersalah, ia akan berpikir bahwa kata maaf itu murah. Si Kecil juga bisa berpikir bahwa kata-kata yang tidak tulus bisa membantunya lari dari masalah tanpa benar-benar mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia pun akan berpikir tak perlu menyadari apapun, yang penting hanya minta maaf dan semuanya akan baik-baik saja.
7. Ajari untuk minta maaf dengan perbuatan, bukan hanya dengan kata-kata. Ajari Si Kecil untuk menebus kesalahan dan bertanggung jawab. Misalnya jika ia melempar makanan ke lantai, ia harus membersihkannya. Jika ia masih terlalu kecil, setidaknya ia harus memungut satu bagian.
8. Bantu kakak-adik untuk saling memaafkan. Jangan memihak, menyalahkan, atau menyelidik. Sebaiknya minta mereka untuk saling meminta maa saat terjadi pertengkaran. (FR/Sagar/DC/Dok. M&B UK)