Tidak hanya menguras tenaga yang cukup besar, ternyata selama persalinan juga bisa terjadi gangguan yang disebut trauma kelahiran. Trauma lahir terjadi bila bayi mengalami cedera akibat tekanan, sehingga mengenai tubuhnya saat melewati jalan lahir (persalinan per vaginam). Selain itu, kasus ini juga bisa disebabkan oleh tindakan orang yang menolong persalinan, sehingga memberikan efek pada kondisi fisiologis organ bayi.
“Namun, kasus trauma lahir bukan disebabkan dan tidak ada hubungannya dengan kebiasaan Sang Ibu ketika hamil atau sebelum hamil,” lanjut dr. Opy Dyah Paramita, MSI, Med, Sp.A, dari Brawijaya Women and Children Hospital.
Trauma lahir lebih berisiko dialami oleh bayi prematur, bayi yang memiliki ukuran (berat dan panjang badan) besar, bayi dengan malpresentasi, serta bayi dengan posisi yang abnormal sebelum persalinan. Sementara dari faktor luar, kondisi lain yang memungkinkan terjadinya trauma lahir, antara lain ukuran jalan lahir yang terlalu sempit, proses persalinan dengan menggunakan vakum ataupun forcep, persalinan tanpa penolong (khususnya staf medis), dan proses persalinan yang sangat cepat. (Rosa/OCH/Dok. M&B UK)