FAMILY & LIFESTYLE

Anak Jalanan Tak Boleh Putus Sekolah

anak jalanan sekolah


Setiap anak memiliki hak hidup yang sama, salah satunya hak mendapatkan pendidikan yang layak, termasuk bagi anak-anak jalanan. Sebagian besar anak jalanan datang dari mereka yang putus sekolah. Kini, ketidakmampuan ekonomi agaknya bukan lagi menjadi penghalang utama mendapatkan pendidikan. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak menemukan sebuah fakta bahwa sering kali anak-anak jalanan mengalami frustrasi dan trauma terhadap sekolah, yang membuat mereka enggan ke sekolah. Salah satu penyebab fenomena ini adalah ejekan dari teman-teman sekolah mereka. Dibutuhkan perhatian dari pihak pemerintah untuk mendorong mereka kembali ke sekolah.

Untuk mengatasi masalah ini, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak melakukan sebuah metode yang diadopsi dari organisasi buruh internasional (ILO) yang cukup berhasil di berbagai negara. Dalam kegiatan tersebut, anak-anak jalanan diarahkan untuk kembali mencintai sekolah, seperti diajak berjalan-jalan ke sebuah sekolah. Lalu, mereka mengobservasi perilaku mereka sendiri saat melihat anak-anak lain bersekolah. Hal ini merupakan upaya untuk menumbuhkan kembali minat anak-anak jalanan tersebut untuk bersekolah. Namun, kegiatan ini tidak selalu berhasil membuat semua anak-anak ini menyenangi sekolah. Hal itu bisa disebabkan oleh trauma mendalam yang mereka alami.

Selain masalah trauma, masalah lainnya adalah latar belakang keluarga tidak mampu yang menjadikan anak sebagai sumber penghasilan utama. Eksploitasi anak ini mengakibatkan sulitnya mengembalikan anak ke dunia sekolah. Padahal, risiko kehidupan anak di jalanan jelas lebih tinggi. Mulai dari risiko kecelakaan, kekerasan fisik yang dilakukan beberapa oknum eksploitasi, serta tekanan razia dari petugas penertiban jalan yang sering membuat mereka berlari seperti 'maling'. Begitu keras kehidupan mereka di jalanan. Kejadian-kejadian itu memang sangat disayangkan, mengingat anak-anak adalah generasi penerus bangsa.

Perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak guna mensosialisasikan kepada setiap keluarga, betapa penting arti bersekolah bagi anak mereka. Selain dukungan, kita juga perlu memperhatikan mental kejiwaan mereka. Apa saja sebenarnya yang menjadi hambatan mereka dalam bersekolah? Apakah lingkungan, prestasi, intelektual, atau rasa minder? Cari penyebab utamanya! Lakukan pendekatan dan ubah paradigma mereka, agar kembali percaya jika sekolah adalah satu-satunya jalan untuk meraih mimpi dan mengubah hidup mereka menjadi lebih baik. (Aulia/DMO/freedigitalphotos)