BABY

Kenali TBC pada Bayi



Umumnya anak-anak di bawah 5 tahun, terutama bayi, memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah dibandingkan orang dewasa. Kalau ada pasien TBC yang bersin atau batuk di ruang tertutup yang berventilasi buruk dan serpihannya terhisap oleh bayi, ia sangat berpeluang tertular TBC.

Gejala TBC pada bayi dan anak berbeda dengan gejala TBC pada dewasa. Pada bayi dan anak tidak ditemukan batuk berdahak seperti pada orang dewasa, namun gejala utamanya berupa demam selama 1-2 bulan dan tidak bisa terjelaskan oleh penyakit lain, seperti tipus atau malaria. Suhu demam hanya sekitar 37,8°C-38°C, sehingga kerap membingungkan orangtua. Karena panas itu hilang timbul, kebanyakan orangtua juga tidak sadar anaknya terkena TBC.

Selain demam yang lama, gejala lain TBC pada bayi adalah tidak ada kenaikan berat badan selama 2 bulan berturut-turut. Padahal, kenaikan berat badan setiap bulan pada bayi merupakan hal yang penting. “Cara menentukan apakah seorang dewasa positif TBC atau tidak, relatif mudah, yaitu dengan memeriksakan dahaknya ke laboratorium. Pada bayi, 2 gejala ini sebenarnya bisa dijadikan patokan tapi agar hasilnya lebih akurat perlu dilakukan tes khusus yang disebut tes Mantoux atau uji tuberkulin,” ujar dr. Bambang Supriyatno, Sp.A (K) dari RSCM.

Tes Mantoux dilakukan dengan cara menyuntikkan kira 0.1cc protein dari kuman mikrobakterium tuberkulosis pada lengan bawah bagian dalam. Kuman itu akan bereaksi setelah 48-72 jam disuntikkan. Reaksi ini ditandai dengan adanya benjolan berwarna kemerahan atau indurasi yang muncul di area sekitar suntikan. Jika nilai indurasinya 0-4 mm, artinya Si Kecil tidak terjangkit TBC. Namun jika ukurannya 5-9 mm atau di atas 10 mm, dipastikan ia terkena TBC.

Seusai tes Mantoux, sebaiknya Si Kecil menjalani tes Rontgen untuk mengetahui derajat berat ringannya TBC. Ada TBC milier yang menyerang seluruh bagian paru-paru, TBC meningitis yang menyerang otak, dan TBC ginjal atau TBC hati. “Semua penyakit TBC, baik ringan maupun berat harus segera ditangani supaya bisa mendapatkan hasil maksimal. Bila tidak tertangani dengan baik, bisa jadi akan fatal,” ucap dr. Bambang. (LD/Sagar/DC/Dok. M&B UK)