FAMILY & LIFESTYLE

Perlukah Membedakan Pola Asuh Anak Perempuan dan Laki-Laki?



Pemahaman mengenai pola asuh terhadap anak patut diperhatikan setiap orangtua. Apalagi, pola asuh yang ditanamkan pada masa tumbuh-kembang sangat memengaruhi karakternya di masa depan. Namun, apakah pola asuh yang diberikan antara anak perempuan dan laki-laki perlu dibedakan?

Untuk mengetahuinya, M&B bersama Yayasan Pulih mengadakan talk show bertajuk “Boys vs Girls” di Chatter Box Sogo, Plaza Senayan, pekan lalu (25/10). Dalam talk show ini hadir sebagai pembicara psikolog Ajeng Raviando, Psi., Nathanael Sumampouw, perwakilan dari Yayasan Pulih, serta Ben Joshua, selebriti sekaligus figur ayah yang sangat dekat dengan 2 anaknya yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki.

“Orangtua sebenarnya tidak perlu membedakan pola asuh yang diterapkan kepada anak perempuan atau laki-laki. Mereka justru harus diperkenalkan dengan semua aktivitas yang bisa mengasah tumbuh-kembang, seperti permainan ketangkasan yang identik dengan anak laki-laki atau mainan yang membutuhkan ketelitian dan identik dengan anak perempuan. Karena, yang terpenting adalah keseimbangan dalam pengasuhan tersebut,” jelas Ajeng.

Peran ayah pun menjadi sangat penting dalam penerapan pola asuh yang diberikan kepada anak. Riset yang dilakukan di Amerika menunjukkan, berbagai dampak buruk yang terjadi pada anak-anak diakibatkan oleh fatherless endemic atau tidak adanya figur ayah (yatim). Karenanya, ayah harus bisa menjadi figur yang efektif dan berkualitas dengan membangun hubungan positif dalam keluarga, menyediakan waktu untuk anaknya, mampu merawat, melindungi, dan memelihara anak, mampu menegakkan kedisiplinan dalam keluarga, serta menjadi acuan dan teladan bagi anak.

“Ayah berkualitas itu mengandung DHA, yakni D untuk 'disiplin' dalam menetapkan batasan, H untuk 'hangat' bersama anak, sehingga ia merasa nyaman dan mampu mengekspresikan apapun, serta A untuk 'aktivitas' bersama tanpa merasakan adanya batasan,” ungkap Nathanael dalam sesi kedua talk show yang dihadiri oleh puluhan keluarga ini.

Pada praktiknya, penerapan pola asuh yang seimbang memang tidak mudah untuk dilakukan. Hal itu juga dirasakan oleh Ben Joshua, ayah dari Benaya dan Ben Caleb. “Jujur, saya mungkin dulu secara tidak sadar sering membedakan pola asuh kepada anak perempuan dan laki-laki saya. Tetapi seiring bertambahnya usia mereka, saya menjadi lebih santai dan tidak lagi membedakan mereka. Keduanya mendapat kasih sayang dan didikan yang sama dari saya dan istri,” ujarnya. (Deonisia/DC/Dok. M&B)