FAMILY & LIFESTYLE

Sarapan Pengaruhi Prestasi Si Kecil



Karena waktu yang terbatas, sebagian ibu sering kali menyajikan makanan yang nutrisinya kurang lengkap bahkan melewatkan sarapan begitu saja. Berdasarkan data yang diungkap oleh Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, M.S., Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, pada 2012, 16,9-59 persen anak sekolah di beberapa kota besar tidak sarapan, meskipun mereka sudah tahu bahwa sarapan itu penting.

“Sarapan memenuhi seperempat kebutuhan gizi selama sehari. Jadi makan itu harus 3 kali, sarapan, makan siang, serta makan sore atau makan malam. Apabila tidak sarapan, pemenuhan gizi seimbang pun akan pincang,” ujar Prof. Hardinsyah dalam acara 71 Resep Inspirasi Sarapan dan Bekal Blue Band dengan Omega 3 & 6: Solusi Sarapan dan Bekal Bergizi untuk Keluarga Indonesia bersama Blue Band dan TP PKK DKI Jakarta pada Selasa (10/11) di Jakarta Selatan.

Sarapan sendiri harus terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, serta sayur dan buah. Selain untuk memenuhi gizi, sarapan juga menjadi energi awal dan penyemangat Si Kecil untuk menghadapi harinya. Jika tidak sarapan, terutama bagi anak-anak, dampaknya adalah perut keroncongan, lemas, mengantuk, tidak bersemangat, serta sulit berkonsentrasi.

“Bayangkan bila anak-anak tidak fokus saat mengikuti pelajaran di sekolah, bagaimana nilainya nanti? Bagaimana ia bisa bersaing dengan teman-temannya untuk menjadi anak yang berprestasi? Kita pun nantinya akan menciptakan generasi yang tidak sehat, tidak cerdas, dan tidak mampu bersaing,” tutur Prof. Hardinsyah. (Sagar/DC/Dok. M&B UK)