FAMILY & LIFESTYLE

Bila Anak Terlalu Mengalah



Dijawab oleh Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, M.HPEd, pengisi rubrik Dear Diana di majalah Mother&Baby

Tanya

"Dear Diana, sejak kecil saya selalu diajarkan orangtua untuk mengalah. Ajaran itu mungkin begitu meresap dan berkesan, sehingga seperti itu juga saya mengajarkan anak saya. Ia selalu mengalah kepada teman-temannya. Apakah itu baik? Melihat ketatnya persaingan hidup masa kini, saya merasa anak yang terlalu mengalah tidak baik. Lalu, bagaimana agar ia bisa seimbang? Apa yang harus saya ajarkan kepadanya?"
July, ibu dari Michael, 4.

Jawab

Hallo Bu July,
memang mengalah ini bisa jadi pisau bermata 2, ya. Di 1 sisi, mengalah biasanya menjadi salah satu ajaran orangtua. Dengan mengalah, kebaikan hati terhadap orang lain akan terasa sekaligus menghindari masalah terasah. Di sisi lain, mengalah, terutama di masa yang penuh persaingan ini, membuat seseorang seperti ‘tertinggal’ dibanding orang lain, karena kecenderungan Si Pengalah ‘mempersilakan’ orang lain berjalan lebih dahulu di depannya.

Saran saya, Anda harus melatih anak Anda dengan kebaikan hati. Artinya, Anda melatihnya untuk senantiasa memiliki niat baik pada orang lain dan memberi bantuan kepada yang membutuhkan. Tetapi, Anda harus mengajarkan pula bagaimana mengukur kemampuan diri, sehingga saat memberi bantuan tidak memberatkan diri sendiri. Dengan demikian, anak Anda akan tumbuh menjadi orang yang lebih positif dalam pemikiran maupun tindakan. Ia tidak akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Sebagai tambahan, latihlah Si Kecil berjuang untuk hidupnya. Latihlah ia untuk tidak mudah mendapatkan apa yang ia inginkan. Ajarkan bahwa ia harus berusaha sebelum mendapatkan keinginannya. Ia pun harus dilatih untuk bisa meyakinkan Anda bahwa apa yang ia inginkan itu memang sesuai dengan kebutuhannya dan masuk akal. Satu hal lagi yang harus Anda ajarkan kepada Si Kecil adalah berpikir sebelum bertindak dan menimbang segala kemungkinan. Jadi, ia tidak akan hanya mengikuti keinginannya saja dan menjadi orang dewasa yang bisa mengelola emosi.

Gabungan ketiga hal ini akan membuat Si Kecil tumbuh menjadi orang dewasa yang mau berjuang untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, namun tetap dalam jalur yang positif dan tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Ia pun tahu kapan harus mengalah. Bukan untuk menghindari masalah atau cari amannya saja, namun karena ia tahu bahwa orang lain lebih membutuhkan dan ia bisa mendapatkan keinginannya dengan cara lain. (RS/Sagar/DC/Dok. M&B)

Punya pertanyaan atau ingin curhat dengan Rosdiana? Yuk, kirimkan curhatan Moms ke message Facebook Mother and Baby Indonesia!