Selama sebulan, pasangan Fanny Novia dan Anthony mendatangi beberapa dokter, termasuk spesialis jantung untuk melakukan USG yang fokus pada jantung janin dikandungan Fanny. Mereka juga rajin mencari informasi di internet dan banyak membaca mengenai kondisi janin. Proses yang sangat menguras tenaga dan mental tentunya.
Sampai akhirnya, Si Kecil terpaksa dilahirkan pada 11 November 2015 dan diberi nama Valleria Elinor Huang. Setelah Valleria lahir, dokter anak mendiagnosis bayi malang itu positif mengalami trisomi 18, yaitu kelainan pada kromosom ke-18. Valleria sangat kuat, padahal dokter sempat memprediksikan bahwa ia akan kesulitan bernapas. Namun, faktanya ia bisa bernapas sendiri.
Valleria harus dipantau ketat selama 24 jam dan diberi makan melalui alat untuk menghindari risiko tersedak. “Sayangnya, pihak rumah sakit dan dokter menganggap anak dengan trisomi 18 tidak bisa diperjuangkan, sehingga mereka tak memberikan perhatian yang cukup. Mereka seperti kurang optimis pada keadaan Valleria dan malah lebih memerhatikan anak-anak lain yang dianggap memiliki kesempatan hidup lebih besar. Karena itu, kami membawanya pulang saat kondisinya sudah cukup stabil,” ungkap Anthony saat diwawancarai M&B.
Selama di rumah, kondisi Valleria baik-baik saja. Ia hanya perlu diberi makan tiap 2 jam sekali. Suatu hari, ia sempat mengalami apnea hingga tubuhnya kebiruan. Fanny dan Anthony segera membawanya ke rumah sakit lain dan dirawat selama beberapa minggu. Namun, Valleria tidak bisa bertahan hidup.
“Satu pelajaran yang kami dapatkan adalah harus saling mendukung antara suami dan istri. Jangan pernah saling menyalahkan. Saling mendukung dan menguatkan dengan pasangan akan membuat beban tidak terlalu berat. Meski Valleria sudah tiada, ia sudah memberikan pelajaran hidup yang tak ternilai bagi saya dan Fanny, yaitu belajar mencintai tanpa syarat,” tutup Anthony. (OCH/Aulia/DC/Dok. M&B)
BACA JUGA: Ujian Pernikahan (1): "Si Kecil Didiagnosis Kelainan Jantung"