FAMILY & LIFESTYLE

Prince Harry Jenguk Anak-anak Korban Gempa Nepal



Prince Harry sekali lagi membuktikan bahwa ia mewarisi sifat dermawan ibunya, mendiang Lady Diana. Dalam rangkaian kunjungan kenegaraan, pria 31 tahun itu mendatangi Kanti Children's Hospital di Kathmandu, Nepal untuk bermain bersama anak-anak yang sedang dirawat di sana.

Total sekitar 16 anak berusia 11 bulan hingga 11 tahun yang dikunjungi oleh Prince Harry. Kebanyakan dari mereka adalah korban kebakaran besar di tempat pengungsian. Sejak musibah gempa bumi yang terjadi di Nepal pada April 2015 lalu, kondisi di sana masih belum sepenuhnya pulih.

Dilansir melalui Daily Mail, ketika tiba di rumah sakit, Prince Harry langsung melepas sepatunya. Ia lalu mengenakan jubah rumah sakit untuk menangkal penyebaran infeksi selama di sana. Seluruh orang di rumah sakit, dari dokter, perawat, dan anak-anak yang terluka, menyambutnya dengan gembira. Mereka terus mengambil gambar adik Prince William itu dan mengajaknya berfoto bersama.

Di antara anak-anak tersebut, Harry bertemu dengan Pemba Sherpa, 5. Balita itu mengalami luka bakar serius pada Januari lalu. Kala itu, ibunya, Doma Sherpa, 31, menghidupkan api di dalam rumah pengungsian mereka, karena cuaca sangat dingin. Mereka pun menghirup asap dan akhirnya tidak sadarkan diri.

“Saya pingsan selama 4 jam dan tidak ingat apa-apa. Pemba secara tidak sengaja terjatuh ke dalam api dan terbakar. Untunglah, pemilik rumah yang saya tinggali melihat dari jendela dan langsung mendobrak pintu,” ujar Doma. Pemba baru mendapatkan pertolongan sekitar 18 hari kemudian. Akibatnya, 6 jari kakinya terpaksa diamputasi.

“Ia sangat berani,” ungkap Harry karena Pemba menyambutnya dengan wajah berbinar-binar, tanpa rasa malu atau sedih sedikit pun. “Sangat menyenangkan bisa bertemu dengan Prince Harry. Ia datang jauh-jauh untuk melihat semua ini. Ia tampak menikmati kebersamaannya dengan Pemba!” ujar Doma.

Selain menjenguk anak-anak di rumah sakit, Harry bersama organisasi penggalangan dana Team Rubicon berencana tinggal lebih lama untuk membangun sekolah yang kondisinya rusak parah akibat akibat gempa bumi. (Sagar/DC/Dok. I-Images/Daily Mail UK)