Survei yang dilakukan sekolah kedokteran bagian dermatologis, Universitas Stanford, menemukan bahwa hampir 80 persen dari 161 wanita hamil yang mereka teliti mengalami stretch marks pada beberapa bagian tubuhnya. Stretch marks tersebut timbul karena kulit dermis (lapisan dalam kulit) meregang secara berlebihan akibat perubahan hormonal. Sebenarnya, bisa tidak ya stretch mark dicegah?
“Stretch mark seharusnya dicegah. Ini terjadi akibat kulit ibu hamil kering yang meregang. Namun, bila terlanjur terkena stretch mark, maka harus dilakukan perawatan khusus dengan dokter kulit,” ujar dr. Reisa Broto Asmoro yang ditemui dalam acara Mother&Baby Fair Jakarta 2016 di hari ketiga.
Peneliti menyarankan agar ibu hamil banyak mengonsumsi air putih untuk menjaga elatisitas kulit selama kehamilan. Selain itu, ibu hamil sebaiknya menjaga kenaikan berat badan guna meminimalkan peregangan yang terjadi pada lapisan dermis. (Seva/OCH/Dok.M&B)