Anda tentu sudah tahu, meskipun bayi belum bisa berbicara, namun ia harus aktif diajak berkomunikasi sebagai bentuk stimulasi tumbuh-kembangnya. Ada berbagai teori mengenai cara berkomunikasi dengan bayi, salah satunya berbicara seperti orang dewasa pada umumnya.
Namun, menurut Denis Burnham, pakar bahasa dari Australia, berkomunikasi dengan bayi harus memperhatikan beberapa hal, yaitu pengaturan emosi, ritme, dan struktur karakteristik. Berikut penjelasannya:
1. Frekuensi dan Volume
Sudah banyak penelitian yang menemukan manfaat berbicara kepada Si Kecil. Diketahui bahwa semakin sering berbicara dengannya dan semakin banyak kata yang dikeluarkan, akan lebih baik bagi anak. Bayi yang mendengar lebih dari 30 juta kata hingga usia 3 tahun, memiliki perkembangan bahasa yang lebih baik. Ia akan lebih cepat berbicara dan memiliki perbendaharaan kata lebih banyak.
Namun, tak hanya frekuensinya saja yang perlu diperhatikan, tetapi juga volume Anda ketika berbicara dengannya. Anda dianjurkan untuk berbicara jangan terlalu cepat dan keras. Berkomunikasi dengan bayi akan lebih efektif jika dilakukan dengan cara bernyanyi bersama, membaca cerita, mendongeng, atau membaca puisi atau sajak.
2. Bahasa Tubuh dan Isyarat Visual
Menurut Association for the Education of Young Children, menggunakan gerak tubuh dan ekspresi wajah saat berbicara dengannya, dapat membantu bayi lebih memahami kata-kata. Penelitian menunjukkan, isyarat visual membantu anak-anak mencerna kosakata baru dan meningkatkan kemampuan mereka untuk memahami konteks.
3. Kontak Mata
Berbicara dengan siapa pun, kontak mata adalah hal yang penting. Si Kecil pun akan menyadari bahwa ia sedang diajak berbicara. Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Current Biology, menyebutkan adanya kontak mata antara orangtua dan bayi mampu meningkatkan rentang konsentrasi bayi pada suatu kegiatan. Hal ini tentu berguna untuknya belajar dan memecahkan masalah dengan lebih baik. (Rosa Ayu Hapsari/Dok. M&B UK)