Perilaku balita sangat berbeda dengan saat ia masih bayi. Ia memiliki beberapa kebiasaan baru yang mungkin dinilai kurang sopan, jelek, menyebalkan, dan seringkali membuat Anda malu. Tarik napas dan lakukan beberapa tip berikut untuk mengatasi kebiasaan buruk Si Kecil.
1. Agresif dan Kasar
Kosakata yang dimiliki balita masih sangat terbatas, sehingga ia sering merasa kesulitan untuk mengungkapkan emosinya dengan kata-kata. Karenanya, ia menggunakan tindakan untuk berekspresi, seperti memukul, melempar, menendang, atau mengigit orang lain. Padahal, emosi yang ia rasakan umumnya sangat sederhana dan sepele. Jika Si Kecil bersikap agresif terhadap Anda, tahan atau tangkis tangannya. Tatap wajahnya dan tanyakan apa alasan ia memukul Anda. Setelah itu, ajari ia untuk mengungkapkan apa yang meresahkan hatinya melalui kata-kata.
2. Mengorek Hidung
Mengorek hidung atau 'ngupi'' memang wajar dilakukan untuk membersihkan hidung. Namun, Si Kecil sering kali tidak segan-segan melakukannya di depan umum. Bila ia melakukan kebiasaan tersebut hanya untuk menarik perhatian Anda, katakan dengan tegas bahwa kebiasaan itu tidak baik. Beri pengertian juga kalau upil itu kotoran dan ajari ia untuk mengupil di kamar mandi. Kalau ia ngupil karena iseng, berikan sesuatu untuk menyibukkan tangan dan pikirannnya, seperti puzzle atau lainnya.
3. Mengamuk di Tempat Umum
Anda mungkin kerap melihat anak 'ngambek' dan menangis kencang di mal. Bagaimana kalau hal itu terjadi pada Anda? Untuk mengatasinya, Anda benar-benar perlu mengenal pribadi Si Kecil untuk tahu apa saja yang bisa memancing amukannya, agar bisa dihindari. Anda juga perlu memberinya pengertian bahwa tidak semua keinginannya bisa terkabul. Selain itu, Anda bisa melibatkan Si Kecil untuk melakukan sesuatu agar ia merasa nyaman, misalnya saat berbelanja, minta ia untuk mengambil susu atau meletakkan belanjaan ke meja kasir.
4. Memegang Alat Kelaminnya
Perilaku ini sekilas memang terlihat menyimpang. Tetapi, hal ini merupakan fase normal yang akan dilalui semua anak, terutama balita laki-laki yang baru menyadari keberadaan alat kelaminnya. Awalnya, ia memegang karena rasa penasaran yang kemudian diikuti dengan rasa nyaman. Rasa nyaman timbul karena saat organ tersebut disentuh, Si Kecil merasa hangat, jadi bukan karena ia bergairah. Setiap anak melalui fase ini dengan kurun waktu yang berbeda-beda. Bila Si Kecil melakukannya di depan umum, gandeng tangannya atau beri ia mainan yang dapat mengalihkan perhatian dan menyibukkan kedua tangannya.
5. Merengek dan Mengeluh
Tiap kali ada hal yang tak memuaskan, Si Kecil langsung merengek. Hal ini tentu sangat mengganggu, apalagi jika rengekannya digunakan untuk meminta sesuatu dari Anda. Hati-hati, jangan sampai ini dijadikan senjata oleh Si Kecil untuk mendapatkan segala yang ia inginkan. Tegaslah padanya dan ajarkan ia untuk mengungkapkan keinginannya lewat kata-kata, bukan rengekan. (Aulia/DC/dok. M&B)