Teknologi untuk melihat perkembangan janin di dalam rahim semakin berkembang. Kalau dulunya hanya tersedia ultrasonografi (USG) 2D, kini telah ada USG 3D bahkan USG 4D. Dibandingkan dengan 2 dimensi, tentunya teknologi 3D dan 4D lebih maju. Melalui USG 3D, Anda dapat melihat gambar janin yang lebih jelas daripada 2D, sementara pada 4D Anda bisa melihat gerakan janin seperti gerakan jari, kepala, bahkan denyut jantung janin.
Ketiga jenis USG ini pun dapat memperlihatkan kelainan yang dialami janin. Teknologi 2D dapat memperlihatkan kelainan mayor, misalnya janin terlilit tali pusat. Sementara pada 3D dapat memperlihatkan kelainan pada tubuh janin, misalnya bibir sumbing.
Lalu apakah kelainan seperti down syndrome bisa dilihat melalui USG? Menurut dr. Azen Salim, Sp.OG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan fetomaternal dari RS Pondok Indah, gejala yang minor kemungkinan sulit dideteksi lewat USG. "Oleh karena itu biasanya dilakukan pemeriksaan darah, air ketuban, maupun plasenta untuk keperluan analisa," ujarnya di sela-sela diskusi Iniovasi Teknologi Medis RS Pondok Indah Group dari Masa ke Masa pada Kamis, (8/12) di RSPI. Biasanya darah diperiksa pada usia kehamilan 10 minggu.
Namun ada beberapa kelainan kromosom yang bisa dideteksi dengan pemeriksaan USG seperti sindrom Edwards atau trisomi 18 dan trisomi 13 atau sindrom patau.
Kapan USG dilakukan?
Menurut dr. Azen, USG dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan tidak menimbulkan efek samping. Namun, biasanya dokter akan menjadwalkan 3 kali USG, yaitu: USG pertama dilakukan pada kehamilan minggu 11-12 untuk mendeteksi ada-tidaknya kehamilan. USG kedua pada minggu ke 18-24 untuk mendeteksi denyut jantung dan kelainan pada janin, kemudian yang ketiga pada kehamilan minggu 28-32 untuk melihat posisi janin dan plasenta. (Meiskhe/TW/dok.M&B UK)
Baca juga:Moms, Yuk Ketahui Cara Membaca hasil USG