Ibu hamil tentu akrab dengan istilah mommy brain atau yang dikenal juga dengan pregnancy brain. Ya, istilah ini dipakai untuk menggambarkan kondisi otak ibu hamil yang konon katanya menjadi lebih sulit mengingat atau mudah lupa. Hal ini juga kerap menimbulkan kontroversi, ada pakar yang yakin dengan adanya mommy brain, ada juga yang membantah kehadiran mommy brain.
Untuk mengetahui faktanya, para neuroscientist di Brigham Young mencoba melakukan penelitian. Mereka menganalisa 42 wanita hamil selama 3 jam, setengahnya hamil dan setengah lagi tidak. Mereka mengevaluasi memori, kemampuan memecahkan masalah, dan komprehensi.
Hasilnya, semua wanita dari kedua grup ada di tingkat yang sama. Tidak ada perbedaan pada otak ibu hamil, pasca melahirkan, dan wanita yang tidak hamil. Menariknya, walau grup wanita hamil sebenarnya tidak mengalami masalah, tapi mereka merasa kemampuan kognitifnya berkurang.
“Hal tersebut merupakan dampak dari tekanan sosial,” ujar Dr. Michael Larson, lead author penelitian ini. Menurutnya, ada stereotip kalau wanita hamil tidak bisa bertindak maksimal, terutama daya ingatnya menurun. Stereotip itu berperan besar dalam bagaimana wanita hamil bertindak, dalam interpretasi kita, dan dalam alasan kenapa mereka kira performanya menurun.
Sependapat dengan hal itu, Dr. Tirsa Verani K. Oroh, SpOG, dari Brawijaya Women & Children Hospital, juga mengatakan kalau kemungkinan penyebab mommy brain hanyalah stres dan cemas. Ditambah lagi perubahan hormon yang fluktuatif saat hamil, hal itu juga bisa menurunkan daya ingat seseorang.
Jadi sangat wajar jika kehamilan (khususnya di trimester awal) membuat ibu hamil merasa khawatir dan mudah cemas. Hal itulah yang menurut Dr. Tirsa kerap memicu mommy brain. Namun seiring keluhan kehamilan menurun (biasanya memasuki trimester kedua), umumnya keluhan mommy brain juga mulai menurun. Bagaimana menurut Anda, apakah mommy brain benar-benar ada? (Tiffany Warrantyasri/HH/Dok. M&B UK)