Anda tentu sering mendengar berbagai informasi seputar vaksinasi. Sayangnya, tidak semua informasi tersebut benar, bisa jadi itu hanya mitos. Ada beberapa mitos vaksinasi yang paling sering beredar, dan inilah faktanya:
MITOS: Beberapa vaksin mengandung merkuri.
FAKTA: Thiomersal yang terkandung dalam vaksin, adalah bahan organik, senyawa yang mengandung merkuri yang ditambahkan ke beberapa vaksin sebagai pengawet. Tidak ada bukti yang menunjukan jumlah thiomersal dalam vaksin berisiko pada kesehatan.
MITOS: Vaksin tertentu (MMR) menyebabkan autisme pada anak.
FAKTA: Pada tahun 1998, Andrew Wakefield mengaku melihat adanya keterkaitan antara vaksin MMR (Mumps atau gondongan, Measles atau campak, dan Rubela) yang dapat menyebabkan autisme pada anak. Sejak saat itu, dilakukan penelitian kembali, dan di tahun 2004 Institute of Medicine merilis laporan bahwa mereka tidak menemukan bukti ilmiah tentang hubungan vaksin MMR dan autisme.
Di tahun 2010 pernyataan yang sama mengenai tidak ditemukan hubungan antara vaksin MMR dengan autisme juga dikeluarkan oleh Centers for Disease Control (CDC). "Ini lebih berisiko bagi anak Anda jika tidak divaksinasi," ujar Carrie Nelson, MD, ketua Komisi Kesehatan Masyarakat dan Ilmu dari American Academy of Family Physicians.
MITOS: Vaksin memiliki efek samping jangka panjang.
FAKTA: Vaksin tidak memiliki risiko apapun. Efek samping yang paling sering dihadapi adalah rasa sakit di tempat suntikan dan demam, yang terbaik diobati dengan acetaminophen atau ibuprofen. Si Kecil jauh lebih berisiko untuk sakit parah akibat terinfeksi penyakit-penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin.
MITOS: Memberikan lebih dari 1 vaksin dalam waktu yang bersamaan dapat meningkatkan risiko timbulnya efek samping yang berbahaya.
FAKTA: Si Kecil yang diberikan beberapa vaksinasi sekaligus dapat memberikan perlindungan sebanyak dan sedini mungkin. Kedua Komite Penasihat Praktek Imunisasi dan American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa vaksinasi diberikan kepada anak-anak secara bersamaan di saat yang tepat.
MITOS: Tidak perlu diimunisasi karena nanti akan kebal dengan sendirinya.
FAKTA: Vaksin berinteraksi dengan sistem imun tubuh kita untuk menghasilkan respons imun yang sama dengan respons imun infeksi alamiah, tetapi vaksin tidak dapat menyebabkan sakit atau membuat seseorang menderita komplikasi. (Seva/TW/Dok. Freedigitalphotos.net)