BUMP TO BIRTH

Sulit Hamil, Perlukah Ikut Program Bayi Tabung?



Akhir-akhir ini makin banyak pasangan yang menggunakan program bayi tabung untuk mendapatkan buah hati yang lama dinanti. Sebut saja pasangan selebriti Surya Saputra dan Cynthia Lamusu yang sudah menunggu hingga 8 tahun atau Tya Ariestya dan Irfan Ratinggang.

Bayi tabung memang prosedur yang menarik bagi pasangan yang belum berhasil hamil, walaupun sudah menikah cukup lama. Tapi, hal itu bukan satu-satunya jalan lho, Moms. Menurut dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG, Msc., tidak semua pasangan membutuhkan bayi tabung untuk bisa memiliki anak.

Data terakhir dari BPS (2008) mengungkapkan bahwa ada 10-15 persen wanita yang mengalami gangguan kesuburan, atau sekitar 4 juta orang. “Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 5 persen yang membutuhkan bayi tabung, 95 persen lainnya bisa ditangani tanpa bayi tabung,” ujar dr. Yassin saat ditemui pada Senin (20/2), saat Small Media Discussion bersama RS Pondok Indah di Jakarta.

Dr. Yassin mengatakan bahwa tiap pasangan memiliki penyebab infertilitas yang berbeda-beda dan tidak semuanya harus menggunakan prosedur bayi tabung.

“Kalau masalahnya adalah gangguan sperma, kita obati gangguan itu. Kalau calon ibu mengalami gangguan ovulasi yang membuat telur sulit matang, kita bantu matangkan telurnya. Kalau masalahnya adalah kista coklat atau endometriosis, mungkin harus dioperasi. Tidak semua kasus harus menggunakan prosedur bayi tabung,” jelasnya.

Prosedur bayi tabung sebaiknya hanya dilakukan pada kasus-kasus yang memiliki indikasi mutlak seperti:

  • Saluran telur tersumbat, sehingga sperma tidak bisa mencapai telur.
  • Jumlah sperma sangat sedikit.

Selain kedua kasus tersebut, tentu masih banyak kasus lain yang memang membutuhkan bayi tabung. Jadi, bagi para Moms yang masih promil, jangan berkecil hati jika tidak memiliki dana untuk bayi tabung. Pasalnya, masih banyak jenis terapi dan prosedur lain untuk membantu Anda mendapatkan buah hati. (Nadia/HH/Dok. M&B UK)