TODDLER

4 Efek Buruk Penggunaan Baby Walker Bagi Si Kecil



Duduk, merangkak, merambat, dan berdiri adalah tahapan yang harus dilalui sebelum berjalan. Lalu apakah Si Kecil diperbolehkan menggunakan baby walker untuk mengajarkan ia berjalan? Dikutip melalui buku Anak Sehat: 100 Solusi dr. Tiwi, Panduan Lengkap Kesehatan Bayi 0-24 bulan, penggunaan baby walker sudah dilarang oleh asosiasi dokter di Amerika, American Academy of Pediatrics, karena banyaknya kecelakaan yang terjadi.


Yang terbaik adalah membimbing sendiri Si Kecil untuk belajar berjalan dengan memegangi kedua tangannya. Memang melelahkan, tetapi ini merupakan cara terbaik, Anda pun akan membangun hubungan yang lebih dalam dengan Si Kecil.

Efek Penggunaan Baby Walker


1. Penggunaan baby walker hanya menstimulasi sebagian serabut motorik otot, yaitu otot-otot betis. Padahal, prasyarat untuk bisa berjalan dengan lancar dan benar membutuhkan latihan pada otot lain, seperti otot paha dan pinggul. Karena tidak merangsang seluruh otot Si Kecil, ia justru menjadi lambat berjalan.


2. Penelitian pada bayi usia 6-15 bulan yang diberikan baby walker menunjukkan bahwa bayi tersebut lebih sering duduk, merangkak, dan berjalan lebih lambat daripada bayi yang tidak memakai baby walker.


3. Secara psikologis baby walker memang membuat anak merasa lebih nyaman duduk tanpa harus bersusah payah menjejakkan kaki untuk belajar berjalan. Akibatnya ia jadi malas mencoba berjalan.


4. Bayi yang memakai baby walker memiliki angka lebih rendah pada Bayley Scale of Mental and Motor. Memakai baby walker sering kali menghilangkan kesempatan bayi merangkak. Padahal gerakan ini merupakan gerakan yang cukup kompleks yang melibatkan banyak aspek dari organ tubuh sehingga, merangsang banyak bagian pada otak bayi. Rangsangan yang kompleks diterima bayi saat merangkak berpengaruh pada perkembangan otaknya.

Oleh karena itu, Anda dapat mengajarkan Si Kecil belajar berjalan menggunakan push walker atau dengan membantunya sambil memegang kedua tangannya. (Seva/HH/Dok. freepik)