Apakah intensitas berhubungan seks Anda dan pasangan mulai menurun? Menurut pakar seks dan relationship, Tracey Cox, pria sering menjadi orang yang berhenti menginginkan seks dalam hubungan jangka panjang. Bahkan Relate (konsultan relationship asal UK) melaporkan bahwa terdapat kenaikan 40 persen setiap dekade untuk pria yang berhenti berhubungan intim dengan istrinya.
Ini bukan karena faktor Anda tidak menarik lagi di mata pria, namun hanya mereka sudah tidak ingin lagi untuk menikmati seks. Jika hal ini juga terjadi pada hubungan Anda, lakukan beberapa cara berikut ini agar pasangan mulai berhubungan seks lagi.
1. Berhenti Merayunya
Untuk membawa kembali keharmonisan dan keintiman antara Anda dan suami, maka pendekatan seperti merayunya tentu pernah Anda lakukan. Sayangnya, tidak jarang hal itu tak terbalas alias tanpa tanggapan. Jika Anda pernah mengalami hal itu, maka berhentilah merayunya. Semakin Anda merayu, maka kemungkinan ia menolaknya juga akan semakin besar.
2. Beri Sentuhan
Mulailah cari tahu bagian tubuh mana yang membuat pasangan Anda mulai bergairah, dan hangatkan kembali hubungan Anda dengan memberi sentuhan-sentuhan mesra.
3. Cari Tahu Lebih Dalam
Barry McCarthy Ph.D, seorang psikolog menyarankan untuk memberikan 5 hal terhadap pasangan, yaitu sayang, sensual, menyenangkan, erotis, dan berhubungan intim. Beberapa wanita mengeluh karena pasangannya menjauh, sebab ia merasa tidak melakukan hubungan intim dengan baik. Tapi pada kenyataannya, wanita akan menerima kekurangan apapun. “Perempuan selalu ingin bercinta,” ujar Barry.
4. Ketahui Banyak Hal
Pria harus menyadari bahwa penelitian menunjukkan disfungsi ereksi dapat menjadi tanda peringatan awal dari masalah jantung. Sebaiknya pasangan Anda mulai berkonsultasi dengan dokter bila ini terjadi. Begitu pula dengan wanita yang sudah memasuki masa menopause, estrogen yang menurun menyebabkan vagina yang kering. Anda dapat menyiasati dengan memberikan pelumas saat berhubungan intim.
5. Minta Bantuan
Bila Anda dan pasangan masih merasa hilang arah, Anda dapat konsultasikan kepada ahli terapi seks untuk penanganan lebih lanjut. (Seva/TW/Dok. freepik)