Beberapa bulan lalu, tepatnya bulan Agustus 2017, dunia dikejutkan dengan foto kelahiran seorang bayi yang masih terbungkus di dalam kantong ketuban. Bahkan Sang Ibu, Raelin Scurry yang berasal dari Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, tidak melahirkan di rumah sakit, melainkan ia masih berada di dalam mobil. Foto yang diunggah di Instagram tersebut pun menjadi viral.
Sang Bayi tetap berada di dalam kantong ketuban selama 7 menit ketika ayah Si Kecil, Ean Vanstory, dalam perjalanan mengantarkan ibu dan bayi ke rumah sakit. Meski begitu, Raelin yang bekerja di penelitian medis, tahu bahwa bayinya akan tetap selamat selama berada di dalam kantong ketuban tersebut. Bayi yang berjenis kelamin laki-laki itu lahir prematur—saat Sang Ibu berada di usia kehamilan 29 minggu 4 hari—dan memiliki berat 1,38 kg. Bayi tersebut dinamakan Ean Jamal Jr.
Bayi yang lahir dan masih berada di dalam kantong ketuban—yaitu, selaput yang mengandung dan melindungi bayi, plasenta, dan cairan amnion selama kehamilan, merupakan peristiwa kelahiran yang langka. Baby Ean bukanlah bayi pertama yang lahir masih di dalam kantong ketuban. Meski begitu, Baby Ean merupakan salah satu bayi eksklusif yang melalui proses kelahiran langka. Sebab, kelahiran yang disebut dengan kelahiran en caul ini hanya terjadi 1 banding 80.000 kelahiran.
Dilansir dari situs Health.com, Dr. Christine Greves seorang obgyn di Winnie Palmer Hospital for Women and Babies di Orlando, mengatakan bahwa kelahiran seperti ini sangat jarang terjadi. “Ketika rahim ibu melebar, bayi pun dapat keluar begitu saja sebelum kantong air ketuban pecah. Biasanya, para dokter akan sengaja melahirkan bayi yang masih di dalam kantong ketuban, terutama dalam kelahiran prematur. Karena, kantong ketuban ini merupakan pelindung bagi Si Kecil dalam proses kelahiran,” ujar Dr. Christine.
Menurut Dr. Susan Benson, spesialis obgyn dari St. Vincent Medical Group di Indianapolis, bayi yang lahir masih terbungkus kantong ketuban, tidak berbahaya. “Saat berada di dalam kantong ketuban, ia mendapatkan nutrisi dan oksigen melalui tali pusar.
Ia pun belajar untuk “bernapas” dengan cairan ketuban yang sama saat di dalam kandungan. Hal itu akan tetap terjadi apabila Sang Bayi terlahir dalam keadaan en caul dan ia akan bertahan sesaat hingga ketubannya pecah dan tali pusarnya dipotong,” kata Dr. Susan seperti yang dikutip dari Whattoexpect.com. (Risia Ruswati/TW/Dok. Freepik.com)