Memang terlihat lucu melihat balita gendut dengan pipi yang chubby. Tapi kelebihan berat badan walaupun sedikit, dapat mengganggu tumbuh kembang anak lho, Moms. Menurut dr. Madarina Julia Sp.A(K), MPH., Ph.D. dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran UGM/ RS Sardjito Yogyakarta, seperti dikutip dari idai.or.id, o besitas merupakan masalah kesehatan yang penting, selain karena merupakan faktor risiko timbulnya penyakit kronis degeneratif di kemudian hari, obesitas juga sudah banyak menimbulkan masalah pada usia anak dan remaja.
Anak balita gemuk lebih cenderung menjadi anak gemuk, yang tumbuh menjadi orang dewasa dengan kelebihan berat badan dan rentan terhadap masalah kesehatan yang terkait dengan kelebihan berat badan. Satu dari empat anak akan mulai sekolah menjadi obesitas," ujar Rebecca Byrne, peneliti dari Universitas Teknologi Queensland.
“Ibu lebih merasa khawatir saat Si Kecil tidak cukup makan dan berat badan yang rendah, jadi mereka memaksa Si Kecil makan lebih banyak dengan memberikan makanan penutup dalam menu makannya,” tambahnya lagi.
Risiko Kesehatan
Kelebihan berat badan atau obesitas di usia muda semakin banyak ditemukan memiliki dampak yang tidak sehat di masa depan. Sebuah penelitian di Universitas Oxford telah menemukan bahwa anak-anak obesitas dan kelebihan berat badan berusia lima tahun menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka berisiko terkena serangan jantung dan stroke di kemudian hari.
Rupanya anak-anak ini menunjukkan tanda klinis penyakit kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol dan insulin daripada teman sebaya normal mereka, serta penebalan otot jantung.
Penulis penelitian menyimpulkan bahwa jika faktor risiko ini berlanjut sampai dewasa, anak-anak yang obesitas berisiko 30 sampai 40 persen lebih tinggi terkena stroke dan penyakit jantung daripada rekan mereka yang berat badan normal.
Dr. Paul Zimmet, direktur penelitian internasional di Baker IDI Heart and Diabetes Institute, juga mengemukakan bahwa masalah terkait obesitas seperti diabetes dapat bermula dari dalam kandungan. Dia mengatakan bahwa penelitian telah menunjukkan bahwa apa yang dikonsumsi ibu saat hamil dapat memicu perubahan permanen pada susunan genetik anak, dan kemudian anak tersebut dapat meneruskan mutasi tersebut ke generasi mendatang.
"Tidak cukup untuk memastikan anak-anak kita makan dengan baik - kita juga perlu memastikan bahwa ibu makan dengan sehat selama kehamilan,” ujar Dr Paul.
Maka sebaiknya, hentikan memaksa Si Kecil makan, bila ia merasa kenyang, ia akan menghentikan kegiatan makan. Namun, bila Anda ragu, maka konsultasikan kepada dokter anak dan ahli gizi. (Seva Dwi Novridayati/TW/Dok. Pixabay)