Orang tua mungkin senang bila buah hati mereka menyantap makanannya dengan lahap. Tetapi, bila Si Kecil tak pernah ada puasnya menyantap makanan, orang tua harus waspada. Karena mungkin saja Si Kecil mengidap kelainan bernama Prader Willi Syndrome (PWS), yaitu kelainan genetis yang disebabkan hilangnya atau kerusakan di bagian proximal kromosom 15 (15q11-q13). PWS juga bisa disebabkan oleh disfungsi hipotalamus, bagian otak yang berperan dalam pengendalian rasa lapar, suhu, nyeri regulasi, keseimbangan, emosi, dan kesuburan.
Sindrom ini akan membuat otak selalu mengirimkan pesan kepada organ, seolah perut belum terisi makanan. Penyebutan Prader Willi diambil dari para penemunya, yakni tiga ahli endokrinologi asal Swiss yaitu Andrea Prader, Heinrich Willi, dan Alexis Labhart, yang mendeteksi PWS pertama kali pada batita berusia 2 tahun pada 1956. Gejala awal yang bisa dideteksi PWS pada bayi adalah bayi sering rewel karena selalu lapar, pertumbuhan terhambat, mata sering juling, hypotonia (lemah otot), dan berat abnormal.
Seperti yang dilansir www.MayoClinic.com, 1 dari 25.000 anak dunia lahir dengan PWS. Pada umumnya saat beranjak dewasa, penderita menjadi mudah gelisah, sulit berkonsentrasi dan bisa bertindak brutal bila tak dapat menemukan makanan. Penderita juga rentan akan obesitas, keterbelakangan mental, sesak napas, gagal jantung, dan kematian. Sejauh ini PWS tidak bisa disembuhkan, namun penderita PWS harus menjalani terapi pola makan, untuk meningkatkan konsentrasi dan mengurangi dampak obesitas. (Gita/SR/Dok.Freedigitalphotos)