Salah satu kunci keharmonisan sebuah keluarga adalah sexual intimacy atau berhubungan intim dengan pasangan. Namun setelah Moms melahirkan dan memasuki usia 40, biasanya aktivitas hubungan intim Moms dengan suami menjadi terhambat karena ada masalah pada area kewanitaan Anda.
Padahal mengacu pada grafik indeks kebahagiaan pasangan dalam melakukan hubungan intim terlihat bahwa makin tinggi intensitas pasangan melakukan hubungan intim, membuat mereka makin bahagia. Intensitas melakukan hubungan intim ini biasanya dilakukan 4 kali dalam seminggu.
Dalam Seminar Kesehatan Wanita bertajuk “The Secret To Everlasting Sexual Intimacy” yang diselenggarakan di RS Siloam MRCCC, diketahui salah satu penyebanya adalah rasa sakit yang muncul selama atau sesudah Moms berhubungan seksual dengan pasangan, atau disebut Dyspareunia.
Menurut dr. Batara I Sirait, Sp.OG(K), Dyspareunia disebabkan karena wanita mengalami kekeringan vagina. “Kekeringan vagina nomor satu, paling sering menjadi penyebabnya,” ujar dr. Batara.
Berdasarkan studi yang dilakukan Mazhar SB, dkk diketahui 75% wanita yang memasuki atau sudah mengalami menopause mengalami kekeringan vagina, dan 45% dari wanita menyusui mengalami kekeringan vagina.
kekeringan vagina ini adalah kondisi dimana vagina tidak terlubrikasi dengan sempurna yang disebabkan oleh penurunan hormon estrogen. Penurunan hormon estrogen ini menyebabkan menurunnya kelembaban pada vagina dan meningkatkan pH sehingga vagina mudah terluka saat melakukan hubungan intim.
Untuk mengobati kekeringan vagina ini Moms dapat melakukan terapi homonal yaitu Hormone Replacement Therapy (HRT) / Terapi Sulih Hormon (TSH), atau terapi non-hormonal menggunakan lubrikan / pelumas dan pelembab vagina. Sebelum melakukan terapi tersebut, baiknya Moms konsultasikan pada dokter untuk memilih terapi yang terbaik. (Vonda Nabilla/TW/Dok.Freepik)