FAMILY & LIFESTYLE

Solusi Masalah Hubungan Intim bagi Para Pejuang Kanker



Demi kesembuhan, pejuang kanker memang harus menjalani pengobatan agar sel-sel kanker dapat hilang dari tubuh pengidapnya. Pengobatan yang biasanya dilakukan antara lain, operasi, radioterapi, kemoterapi, terapi hormon, terapi stem cell, immunoterapi, dan targeted therapy.

Pengobatan yang mereka jalani ini selain berdampak pada fisik dan emosional, ternyata juga memiliki efek pada fungsi seksual penderitanya. Dalam Seminar Kesehatan Wanita bertajuk “The Secret To Everlasting Sexual Intimacy” yang diselenggarakan di RS Siloam MRCCC, diketahui 40-100% survivor kanker mengalami penurunan fungsi seksual akibat terapi kanker yang mengakibatkan penurunan sexual intimacy.

Salah satu efek dari terapi kanker tersebuh yaitu kanker vagina, dan menurut data, 88% penderita kanker yang menjalani pengobatan mengalami kekeringan vagina. Sayangnya menurut dr.Denny Handoyo, Sp.Onk Rad kebanyakan pasien yang menderita kekeringan vagina ini tidak mengakuinya. “Entah itu karena malu, entah menganggap itu hal biasa, atau sudah menerima nasib” ujarnya.

Padahal banyak solusi yang tersedia untuk mengatasi isu sexual intimacy. Seperti terapi hormonal yaitu terapi sulih hormon atau estrogen lokal. Sedangkan untuk terapi non-hormonal yaitu dengan menggunakan lubrikan/pelumas, dan pelembab vagina/gel polikarbofil. Diantara terapi tersebut, berdasarkan hasil penelitian, setelah pemakaian gel polikarbofil selama kurang lebih 4 bulan, mayoritas pengguna mengalami perbaikan kualitas saat berhubungan intim.

Meski demikian, penderita kanker tetap harus berkonsultasi dahulu dengan dokter untuk memilih terapi terbaik untuk mengatasi masalah sexual intimacy ini. Selain terapi tersebut, cara yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan keintiman dengan atau tanpa seks dengan pasangan, melatih pikiran dan tubuh (termasuk otot di sekitar vagina) untuk rileks, atau dengan melakukan latihan kegel. (VondaNabilla/TW/Dok.Freepik)