BUMP TO BIRTH

Daftar Vaksin untuk Ibu Hamil (dan Sebelum Hamil)



Saat Anda memutuskan untuk menjalani kehamilan, ada banyak hal yang harus dipersiapkan sebelumnya. Mulai dari mental juga fisik yang sehat akan sangat membantu kelancaran proses saat mengandung. Salah satu caranya dengan melakukan vaksinasi.

Vaksin Sebelum Hamil

Bagi wanita yang baru berencana untuk hamil, usahakan untuk mendapatkan vaksin dari virus hidup lebih awal. Hal ini untuk mengurangi risiko buruk yang bisa terjadi pada sang ibu atau bayi di dalam kandungan atau saat lahir.

Jadi, jauh sebelum mengandung, Anda bisa mendapatkan vaksin untuk penyakit seperti campak, gondok, dan campak rubella (MMR). Selain itu, vaksin untuk cacar juga bisa dilakukan. Jika ibu hamil mengalami cacar, terdapat 2 persen kemungkinan anaknya mengalami cacat lahir seperti kelumpuhan. Maka, penting untuk melakukan vaksinasi untuk menghindari kondisi di atas.

Vaksin yang juga bisa diterimakan minimal satu bulan sebelum hamil adalah vaksin flu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan ibu terkena pneumonia saat hamil. Bahkan jika kondisi flu sedang buruk, sang ibu bisa mengalami demam, sakit tenggorokan, pusing dan batuk yang cukup menyiksa.

Vaksin untuk Ibu Hamil

Memasuki masa kehamilan, ada juga beberapa vaksin yang bisa diterima ibu dan aman bagi Anda juga kandungan. Pertama adalah vaksin tetanus/difteri/pertussis atau batuk rejan (Tdap). Vaksin ini mengandung bahan toxoid, sehingga aman diberikan saat masa kehamilan, khususnya di usia kandungan 27 dampai 36 minggu.

Penyakit tetanus sendiri adalah penyakit yang menyerang sistem saraf pusat sehingga menyebabkan kejang otot yang menyakitkan. Jika tertular saat hamil, maka bisa juga menyebabkan kematian janin. Difteri adalah infeksi saluran pernafasan yang bisa menyebabkan kelumpuhan hingga kematian. Vaksin ini bisa diterimakan dalam jangka 10 tahun sekali. Pertusis atau batik rejan adalah penyakit menular yang ditandai dengan batuk berat serta suara seperti teriakan dan berakibat fatal pada bayi.

Vaksin Hepatitis B

Vaksin lain yang bisa diterimakan ibu hamil adalah Hepatitis B. Penyakit ini sendiri terjadi karena adanya infeksi virus yang menyebabkan peradangan hati, mual, kelelahan, dan ikterus atau menguningnya area kulit dan mata. Dalam beberapa kasus, juga bisa menyebabkan penyakit hati kronis, kanker hati, dan kematian.

Jika seorang ibu hamil menderita penyakit Hepatitis B, maka dapat menyebarkan infeksi pada bayi setelah lahir. Kalau tidak ditangai dengan segeram naja bayi vusa berisiko tertular penyakit hati serius seperti orang dewasa. Maka, sangat disarankan agar melakukan pemindaian hepatitis B pada ibu hamil, karena gejalanya sering tidak terlihat.

Vaksin Hepatitis A

Vaksin Hepatitis A juga bisa diberikan pada ibu hamil untuk melindungi penyakit hati akibat terkena makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi. Gejala penyakitnya sendiri meliputi demam, kelelahan, dan mual. Penyakit ini sendiri tidak seserius hepatitis B dan tidak berdampak langsung pada bayi. Namun penyakit ini memungkinkan terjadi persalinan prematur dan infeksi pada bayi baru lahir.

Vaksin pneumokokus juga menjadi salah satu vaksin yang bisa ibu terima saat masa kehamilan. Pemberiannya dilakukan jika sang ibu memiliki kondisi kronis tertentu, seperti diabetes atau penyakit ginjal. Vaksin ini juga dapat melindungi diri agar tidak terkena pneumonia.

Beberapa vaksin tersebut dihasilkan dari virus mati, sehingga kemungkinan risiko bayi cacat cenderung rendah. Dan ketika Anda ingin bepergian saat hamil, diskusikan vaksin yang baik diberikan dengan dokter untuk mengurangi kemungkinan buruk yang bisa terjadi.

Pasca melahirkan, Anda juga tetap harus menerima vaksin dari virus hidup yang mungkin belum didapatkan, seperti campak dan MMR. Selain itu, pemberian vaksin HPV juga bisa dilakukan untuk mencegah kemungkan risiko kanker serviks. Vaksinasi ini bisa dilakukan walaupun masih dalam masa menyusui atau pemberian ASI eksklusif.

Memang ada beberapa kasus ibu yang alergi terhadap sebuah vaksin. Untuk itu, dokter akan melakukan pengecekan sebelum memberikan vaksin tersebut. Jadi, Anda bisa tetap sehat bersama bayi dengan vaksinasi yang cukup dan tepat pemberiannya. (Vonia Lucky/TW/Dok. Freepik)