Setiap bayi yang lahir sesuai dengan usia kehamilan normal (40 minggu), tentu memiliki keuntungan. Salah satunya, mereka memiliki perlindungan alamiah yang membua tubuhnya lebih kuat terhadap bakteri, terutama di bagian usus.
Namun, hal ini tidak didapatkan oleh bayi yang lahir prematur atau di usia kehamilan kurang dari 40 minggu. Mereka memiliki bakteri baik di usus yang lebih sedikit, sehingga lebih rentan terkena infeksi atau penyakit lainnya.
Pemberian ASI menjadi satu-satunya cara paling efektif sehingga bayi prematur menjadi lebih kuat. Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh University of Missouri School of Medicine, Amerika Serikat.
Ketua peneliti sekaligus profesor emeritus Department of Child Health at the MU School of Medicine, Michael Sherman menyatakan bahwa kandungan laktoferin yang merupakan protein alami dalam ASI dapat melindungi bayi prematur dari infeksi Staph atau yang juga dikenal dengan epidermis staphylococcus.
Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari sistem kekebalan tubuh 120 bayi prematur yang di rawat di ruang NICU MU Women's and Children's Hospital dan the University of Southern California Children's Hospital Los Angeles. Prosesnya dilakukan sejak Juli 2009 hingga Januari 2012.
Bayi-bayi ini rata-rata memiliki berat dibawah 1,5 kilogram. Terdapat 61 bayi yang diberi ASI dua kali sehari selama 28 hari, dengan kandungan laktoferin di dalamnya. Kemudian, para peneliti memeriksa feses bayi tersebut untuk memahami peran protein dalam perkembangan bakteri pelindung usus.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa jumlah kuman penyebab infeksi Staph menurun pada bayi yang menerima laktoferin. “Kuman ini penyebab utama infeksi aliran darah pada bayi prematur di rumah sakit, yang menyebabkan hingga 50 persen infeksi,” ujar Sherman seperti dilansir dari Parent Herald.
Selain itu, studi ini juga menunjukkan bahwa laktoferin mampu mempengaruhi perkembangan bakteri pelindung usus. Protein alami ini dapat memodifikasi kuman dalam usus bayi, khususnya bayi prematur.
Penelitian ini sendiri merupakan awal untuk merekomendasi laktoferin sebagai pengobatan standar untuk bayi prematur. Namun, para peneliti berharap ada penelitian lanjutan yang dapat menjelaskan peran laktoferin dalam mencegah infeksi atau penyakit lain dari tubuh sang bayi lahir awal. (Vonia Lucky/TW/Dok. Freepik)