BABY

Periksa Pendengaran Anak Sejak Dini



Sejak dilahirkan, seorang bayi perlu mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Hal ini untuk mengetahui adanya gangguan atau penyakit serius dan butuh penanganan secepatnya. Salah satu permasalahan yang cukup penting untuk dilakukan pemeriksaan adalah pendengarannya.

Sebuah fakta menyebutkan bahwa tiga sampai lima bayi dari setiap 1000 kelahiran mengalami gangguan pendengaran pada satu atau kedua telinganya. Maka, penting untuk melakukan tes skrining pendengaran, khususnya pada bayi baru lahir.

Dengan melakukan pemeriksaan, maka akan teridentifikasi apakah karena keturunan atau ada faktor lain sehingga Si Kecil mengalami gangguan tersebut. Pengobatan yang dilakukan sedini mungkin juga daat membantu pertumbuhan anak agar lebih maksimal sesuai pertumbuhan usianya.

Tes skirining bisa mulai dilakukan setelah dua hari pasca dilahirkan. Pemeriksaan yang dilakukan terdiri dari tiga bagian. Pertama Otoacoustic Emission, menilai fungsi rumah siput sebagi alat sensor terhadap bunyi yang masuk ke telinga dalam. Pemeriksaan inilah yang pertama kali dilakukan pada bayi usia lebih dari 2 hari.

Kemudian Otoskopi, yaitu menilai keadaan secara anatomis liang telinga dan gendang telinga. Automated Brain Evoked Responses Audiometry (BERAscreening), yang menilai fungsi pendengaran.

Jika pendengaran Si Kecil dinyatakan normal, maka akan didapatkan hasil berupa “Pass” atau harus menerima pemeriksaan lanjutan jika mendapatkan “Refer”. Evaluasi pemeriksaan ini pun bisa dilakukan pada usia tiga sampai enam bulan, tegantung hasil yang didapat sebelumnya.

Jadi setelah bayi bisa dipulangkan, bukan berarti hanya melakukan perawatan di rumah saja. Moms juga harus memeriksakan kondisi Si Kecil secara teratur agar ia bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, sesuai dengan usianya. (Vonia Lucky/MA/Dok. Freepik)